BerandaTradisinesia
Jumat, 18 Apr 2024 17:00

Nggak Hanya Manusia, Hewan di Boyolali Juga Punya Hari Lebaran

Lebaran Hewan di Boyolali. (Republika/Antara-Aloysius Jarot Nugroho)

Setelah merayakan Lebaran 2024 sepekan lalu, warga Boyolali, Jawa Tengah menggelar Lebaran Hewan pada Rabu (17/4/2024). Memangnya untuk apa hewan-hewan ini dilibatkan dalam tradisi Lebaran?

Inibaru.id – Lebaran 2024 memang sudah terlewat lebih dari seminggu. Tapi, euphoria dan kemeriahannya masih dikenang hingga sekarang. Apalagi, di sejumlah daerah, ada beberapa tradisi unik yang sengaja digelar beberapa hari setelah Idulfitri. Salah satu di antaranya adalah tradisi Lebaran Hewan yang digelar di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Yap, kamu nggak salah baca, Millens. Nggak hanya manusia yang merayakan Lebaran, di Kota Susu, hewan juga ikut memeriahkan tradisi yang juga dikenal dengan nama lain Lebaran Kupat ini. Setidaknya, ratusan ekor hewan ternak ikut dilibatkan dalam tradisi yang juga dimeriahkan dengan arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi.

Khusus untuk Lebaran Hewan 2024, diselenggarakan di Dusun Blambong pada Rabu (17/4/2024) lalu. Sejak pagi, warga sudah duduk di atas tikar yang digelar di tengah jalan utama dusun. Mereka membawa nasi dan lauk lalu makan bersama. Saking serunya kegiatan ini, banyak warga yang saling tukar lauk, lo.

Setelah prosesi makan bersama digelar, giliran hewan ternak seperti kambing, sapi, dan aneka unggas yang makan. Diposisikan nggak jauh dari kerumunan warga, hewan-hewan ini diberi makan ketupat agar punya tenaga prima untuk diarak.

Nggak pake lama, sekitar seperempat jam setelah pukul 08.00 WIB, warga memulai arak-arakan. Di bagian paling depan, gunungan dengan tinggi kurang lebih 2 meter yang dibuat dari berbagai hasil bumi digotong bersama-sama. Setelah itu, rombongan tari topeng ireng bikin arak-arakan jadi terlihat semakin cantik. Barulah di barisan paling belakang, ratusan unggas, kambing, dan sapi ikut diarak.

Warga makan bersama sebelum arak-arakan Lebaran Hewan digelar. (Kompas/Kristianto Purnomo)

Rombongan kemudian berhenti di panggung utama. Di sana, gunungan yang terdiri atas sayuran dan buah ini langsung diserbu warga.

Beda dengan kebanyakan hasil bumi gunungan yang dikonsumsi orang yang mendapatkannya, hasil bumi di Lebaran Hewan justru ditanam. Ada juga hasil bumi yang dijadikan pakan ternak. Hm, beneran dipikirkan ya para hewan ternak di tradisi ini?

“Saya tadi dapat daun adas, terong, buncis. Nantinya saya tanam biar subur. Ada juga yang nanti saya berikan ke sapi agar beranak da jumlahnya tambah banyak. Kami menganggap tradisi merebutkan hasil bumi dari gunungan ini sebagai ngalap berkah agar di masa depan, rezeki kami bakal lebih baik,” ungkap salah seorang warga yang terlibat Resmiyati sebagaimana dilansir dari Radarsolo, Rabu (17/4/2024).

O ya, ada alasan unik mengapa tradisi Lebaran Hewan ini harus melibatkan hewan-hewan ternak. Usut punya usut, hal ini diharapkan bisa bikin hewan ternak tertarik untuk kawin sehingga nantinya bakal hamil dan melahirkan anak.

“Sebenarnya tradisi dibuat agar warga saling bertemu bersilaturahmi, jadi kompak. Selain itu, hewan-hewan yang belum hamil diharapkan kalau ketemu hewan lainnya bisa timbul birahi lalu bunting. Kotoran-kotoran hewan ternak juga bisa diambil warga sebagai pupuk,” terang Ketua RW4 Jaman.

Menarik banget ya tradisi Lebaran Hewan di Boyolali, ini. Tertarik untuk melihatnya secara langsung di masa depan, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024