BerandaTradisinesia
Rabu, 8 Jul 2025 13:01

Menyimak Prosesi Jamas Keris di Demak pada Bulan Suro

Ahmad Widodo, pegiat budaya dari Komunitas Keris Sapu Jagat Demak menjamas keris saat Suro. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Bulan Suro menjadi waktu untuk menjamas pusaka, seperti yang dilakukan Ahmad Widodo pegiat budaya dari Komunitas Keris Sapu Jagat Demak.

Inibaru.id – Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro menjadi momentum untuk membersihkan benda pusaka. Hal ini jamak dilakukan di berbagai wilayah, nggak terkecuali di Kabupaten Demak. Salah satu benda pusaka yang dilakukan adalah keris.

Prosesi pembersihan benda pusaka yang juga sering disebut sebagai penjamasan nggak bisa dilakukan sembarang orang. Di Demak, salah seorang penjamas keris yang cukup dikenal masyarakat adalah Ahmad Widodo.

Pegiat budaya yang berasal dari Komunitas Keris Sapu Jagat ini biasa dimintai tolong untuk menjamas keris dan tombak berumur ratusan tahun oleh para kolektor. Pada bulan Suro, permintaan untuk menyucikan gaman tersebut bisa mencapai puluhan bilah.

Kolektor yang meminta biasanya berasal dari Kota Wali, meski nggak menutup kemungkinan juga dari luar kota. Menurutnya, meski banyak orang yang mempunyai keris, belum tentu mereka bisa membersihkannya.

Butuh Keahlian Khusus

Ahmad Widodo mengolesi minyak, salah satu proses jamas keris.

Menjamas benda pusaka memang nggak bisa sembarangan. Berbeda dengan membersihkan barang pada umumnya, lelaki paruh baya tersebut mengungkapkan, ada keahlian khusus yang diperlukan untuk menyucikan benda pusaka karena usianya sudah mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.

“Adanya komunitas ini (Komunitas Keris Sapu Jagat) ditujukan untuk mengedukasi agar masyarakat tidak salah merawat dan membersihkannya, agar tidak (merujuk pada) sirik,” katanya.

Pria yang akrab disapa Wid itu mengatakan, penjamasan keris biasanya dilakukan pada tanggal 1-10 Suro. Namun baginya, waktu penjasaman terbaik dilakukan pada hari ke-7 atau hitungan tujuh bulan Suro.

“Bisa tanggal 7 atau hitungan tujuh, yakni 17 dan 27 pada bulan Suro. Itu bagus sekali untuk penjamasan keris,” terangnya.

Bahan untuk Menjamas Keris

Air bunga dari tujuh sumber mata air menjadi bahan khusus menjamas keris.

Untuk menjamas keris, Wid menggunakan bahan-bahan khusus. Di antaranya, air kelapa, air jeruk, sabun, abu, warangan, air bunga, dan lain-lain. Penjamasan dimulai dengan merendam keris dengan air kelapa selama beberapa menit.

Setelah direndam, keris masuk tahap pemutihan. Wid menggunakan air jeruk dan sabun. Jika pemutihan telah tuntas, keris harus dikeringkan dengan bantuan sinar matahari langsung.

Selanjutnya, keris digosok dengan abu menggunakan sikat lembut dan dibilas hingga bersih. Setelah bersih, keris direndam air warangan, tujuannya untuk menaikkan pamor dari keris. Prosesi penjamasan ditutup dengan memandikannya memakai air bunga khusus. Terakhir, keris diolesi minyak.

“Air bunga diambil dari tujuh sumber mata air keramat. Saat mencuci keris, penjamas juga sambil membaca doa sesuai dengan kepercayaan masing-masing,” jelasnya.

Dia mengaku telah melakukan jamas keris selama bertahun-tahun. Untuk jasa penjamasan, dia mengaku nggak mematok harga pasti, karena baginya ini hanyalah bagian dari upaya menjaga tradisi dan kelestarian budaya.

Kalau kamu punya benda pusaka seperti keris atau tombak, jangan sungkan untuk bertanya pada Pak Wid ya. Demi menjaga tradisi, tentu saja dia akan dengan senang hati membantu! (Sekarwati/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: