BerandaTradisinesia
Jumat, 10 Agu 2023 09:56

Mengenal Lima Plengkung di Keraton Yogyakarta

Plengkung Gading, satu dari lima plengkung di kompleks Keraton Yogyakarta. (Jogjaprov/@seno471)

Nggak hanya Plengkung Wijilan dan Plengkung Gading, sebenarnya ada lima plengkung di Keraton Yogyakarta, lo. Lantas, di mana saja tiga plengkung lainnya?

Inibaru.id - Kebanyakan orang mengira jika di kompleks Keraton Yogyakarta hanya ada dua plengkung, yaitu Plengkung Wijilan yang ada di ujung Jalan Wijilan dan Plengkung Gading yang ada di sisi selatan dari Alun-alun Kidul (Alkid). Padahal, sebenarnya ada lima plengkung di sekitar keraton lo.

FYI, sebenarnya wajar jika masyarakat kini hanya mengenal dua plengkung tersebut. Soalnya, bentuk dari kedua plengkung itu masih asli dan tetap dipakai sebagai akses keluar masuk kompleks keraton oleh masyarakat. Sementara itu, tiga plengkung lainnya sudah berubah dari bentuk aslinya, Millens.

Lima Plengkung di Keraton 

Nah, berikut adalah kelima plengkung yang ada di Keraton Yogyakarta tersebut.

1. Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gading

Bisa dikatakan plengkung ini adalah yang paling populer dari semua plengkung yang ada di kompleks Keraton Yogyakarta. Kalau menurut keterangan Jogjakartakota.go.id (21/2/2019), nama "nirbaya" yang disematkan pada plengkung ini berasal dari kata "nir" yang berarti nggak ada dan "baya" yang berarti bahaya. Maknanya, pada plengkung ini nggak ada bahaya yang mengancam.

Kok sekarang lebih populer dengan sebutan Plengkung Gading? Ternyata hal ini karena lokasinya yang ada di daerah Gading.

O ya, Plengkung Nirbaya punya fungsi khusus bagi keluarga kerajaan. Jika ada sultan atau anggota keluarga kerajaan meninggal, iring-iringan jenazah harus melewati gerbang tersebut sebelum dimakamkan di kompleks makam khusus kerajaan di Imogiri.

Karena alasan inilah, nggak boleh ada sultan pemimpin Yogyakarta yang diizinkan melintasi plengkung tersebut selama hidup mereka.

2. Plengkung Tarunasura atau Plengkung Wijilan

Plengkung Wijilan di sisi timur keraton. (Twitter/Lampauin)

Kalau berkendara di Jalan Wijilan yang ada di sisi timur keraton, kamu pasti akan melewati plengkung ini. Wijilan namanya, yang diambil dari nama daerah plengkung itu berada. Adapun nama aslinya adalah Tarunasura, yang dipilih karena dulu penjaga plengkung ini adalah para prajurit muda.

Layaknya Plengkung Gading, Plengkung Wijilan juga masih utuh bentuknya. Sayangnya, tembok beteng yang ada di sisi kiri dan kanan sudah hilang dan beralih fungsi menjadi rumah-rumah warga.

3. Plengkung Jagasura

Lokasi Plengkung Jagasura bisa kamu temukan di sisi barat Alun-Alun Utara. Sayangnya, bentuknya sudah nggak utuh dan kini terlihat seperti gapura pada umumnya. Penyematan nama Jagasura lantaran pada zaman dahulu, plengkung ini dijaga prajurit-prajurit Mataram yang dikenal berani.

4. Plengkung Madyasura

Peta lima plengkung di kompleks Keraton Yogyakarta. (Lratonjogja)

Plengkung Madyasura yang ada di sisi timur Keraton Yogyakarta dikenal dengan sebutan lain yaitu Plengkung Buntet yang jika diartikan adalah gerbang yang sudah ditutup. Pada 20 Juni 1812, plengkung ini hancur karena ditembaki meriam oleh tentara Inggris saat Geger Sepehi. Demi strategi pertahanan, plengkung ini ditutup secara permanen hingga disebut sebagai Plengkung Buntet.

Nah, saat Sultan Hamengkubuwana VIII bertahta, plengkung ini dibongkar kembali, lalu difungsikan lagi sebagai akses keluar masuk, tapi kini terlihat seperti gapura biasa saja.

5. Plengkung Jayabaya

Plengkung Jagabaya ada di sisi barat beteng keraton, tepatnya di barat Pasar Ngasem dan Tamansari. Oleh karena itu, ada yang menyebutnya sebagai Plengkung Tamansari. Kini bentuk Plengkung Jagabaya juga mirip seperti gapura biasa.

Apakah kamu sudah pernah melewati kelima plengkung yang ada di kompleks Keraton Yogyakarta ini, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: