BerandaTradisinesia
Kamis, 27 Sep 2023 11:05

Makanan Khas yang Ada pada Peringatan Maulid Nabi di Jateng

Sumpil, mirip ketupat tapi berbentuk lim segitiga. (Siklimis)

Di beberapa daerah, Maulid Nabi diperingati dengan sangat meriah karena sudah menjadi tradisi. Dalam peringatan tersebut, selalu ada makanan khas di masing-masing daerah.

Inibaru.id - Besok tanggal 28 September 2023 bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1445 H umat Islam akan memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi. Selain mengenang perjuangannya, meneladani perilaku, dan memanjatkan sholawat, ada beragam kegiatan lain yang biasanya dilakukan oleh masyarakat di Jawa Tengah.

Di beberapa daerah, Maulid Nabi biasanya dirayakan cukup meriah. Mulai dari perayaan di masjid, musala, atau rumah warga yang dituakan, setiap daerah di Jateng memiliki tradisi Maulid Nabi yang berbeda. Saat momentum tersebut, makanan yang mereka santap pun nggak sama.

Kamu pengin tahu makanan-makanan khas apa yang disajikan di kala Maulid Nabi di Jateng? Berikut adalah tiga jenis makanan khas Jateng yang ada pada perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

1. Sumpil

Bagi masyarakat yang tinggal di luar Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mungkin belum mengenal makanan yang disebut sumpil. Makanan ini memang khas Kaliwungu dan hanya dibuat umumnya setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Muhamad saja. Bagi masyarakat Kaliwungu, makanan ini menjadi bagian tradisi yang dibuat untuk tradisi weh-wehan atau saling mengirim makanan.

Sumpil adalah makanan berbahan dasar beras, sejenis ketupat. Kalau ketupat umumnya berbentuk kotak dan dibungkus dengan daun kelapa muda, sumpil berbentuk limas segitiga dan dibungkus dengan daun bambu. Cara memakannya dicampur dengan sambal kelapa.

2. Ampyang Maulid

Ampyang di Kudus berarti gunungan nasi kepal daun jati. (Tvonenews)

Ampyang adalah makanan tradisional yang terbuat dari kacang tanah dan gula jawa. Berbeda dengan yang lain, di Kudus, ampyang adalah gunungan nasi kepal. Nasi kepal tersebut diisi dengan lauk, sayuran dan kerupuk warna-warni khas Kudus yang dibungkus dengan daun jati.

Dalam peringatan Maulid Nabi, ampyang disusun mirip gunungan setinggi 1,5 meter. Setelah ditata dalam gunungan, ampyang kemudian diarak dalam tradisi kirap dan didoakan oleh pemuka agama Islam dari Loram Kulon.

Loram Kulon adalah desa yang berjarak kurang lebih 3 kilometer sebelah selatan kota Kudus. Setelah serangkaian acara selesai, barulah ampyang dibagikan kepada masyarakat.

3. Nasi Tumpeng

Ilustrasi: Tumpeng untuk memperingati Maulid Nabi biasanya berwarna putih. (Deliverytumpeng)

Nasi tumpeng menjadi salah satu hidangan istimewa masyarakat Indonesia untuk melengkapi momentum perayaan Maulid Nabi. Berbeda dengan perayaan-perayaan lainnya, khusus saat Maulid Nabi, nasi tumpeng yang dibuat diberi nama Tumpeng Rasulan yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tumpeng Rasulan biasanya berwarna putih yakni menggunakan nasi gurih berbumbu dilengkapi dengan lauk pauk seperti ayam yang bentuknya seperti bersujud, lalapan, gudhangan atau urap, rambak, kedelai hitam goreng dan lain-lain. Warna putih tumpeng yang berasal dari nasi gurih melambangkan kesucian dan sumber kehidupan.

Itulah tiga jenis makanan yang bakal kamu temukan pada acara Maulid Nabi di Jawa Tengah, Millens. Ingin merasakan makan bareng di tengah keakraban masyarakat, kamu bisa bergabung ke daerah-daerah yang mengadakan acara itu, ya! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024