BerandaTradisinesia
Jumat, 8 Sep 2022 17:15

Lakon Ketoprak Baron Sekeber, Tokoh Sejarah atau Rekaan?

Gambaran penokohan Baron Sekeber yang sering kali menjadi tokoh utama pertunjukan ketoprak. (Kemdikbud)

Baron Sekeber adalah karakter ketoprak yang populer di Pati. Tapi, lakon hidupnya yang cukup unik membuat banyak orang penasaran. Sebenarnya, dia itu memang benar tokoh sejarah atau hanya cerita rekaan saja?

Inibaru.id – Kalau kamu menonton ketoprak Jawa di Pati, pasti ada satu karakter yang cukup sering dimainkan. Karakter tersebut adalah Baron Sekeber. Menariknya, masyarakat Pati nggak tahu kalau Baron Sekeber ini sebenarnya adalah tokoh rekaan yang melegenda atau beneran ada dalam sejarah.

Cerita Serat Babad Pati

Dikisahkan dalam Serat Babad Pati, Baron Sekeber adalah seorang bangsawan yang memiliki hak sebagai patih di kerajaan Belanda. Namun, Baron malah meninggalkan negerinya dan merantau ke Tanah Jawa dengan cita-cita menguasai Mataram. Tapi, sebelum singgah ke Tanah Jawa, dia mampir ke Palembang dulu.

Di sana, Baron belajar banyak hal termasuk Bahasa Jawa. Setelah merasa siap, barulah Baron berangkat ke Mataram dan bertemu Panembahan Senopati, raja pertama dari Mataram. Keduanya kemudian terlibat dalam pertarungan hebat.

Sayangnya, ilmu bela diri Baron ternyata nggak kuat meladeni kesaktian Panembahan Senopati. Dia pun melarikan diri ke Gunung Patiayam. Di sana, dia bertemu dengan seorang gadis bernama Ni Sari dan jatuh cinta. Hubungan keduanya menghasilkan anak kembar bernama Janurwenda dan Sirwenda.

Berubah Wujud Menjadi Kuda

Tapi, hubungan keduanya tidak didasari oleh ikatan resmi. Gonjang-ganjing Ni Sari yang melahirkan tanpa suami pun sampai ke telinga Adipati Wasis. Ni Sari pun dipanggil untuk memberitahukan siapa ayah dari anak-anaknya.

Adipati Wasis kemudian mencari Baron Sekeber yang bertapa di dalam gua. Pertemuan ini langsung berlanjut dengan pertarungan hebat. Tapi, sebagaimana saat bertarung dengan Panembahan Senopati, Baron Sekeber juga kalah.

Kekalahan ini membuat Baron Sekeber diminta untuk mengubah wujud menjadi kuda. Kuda tersebut kemudian jadi tunggangan Adipati Wasis dan dinamai Kuda Juru Taman.

<i>Cerita Baron Sekeber yang tertera di Serat Babad Pati. (Twitter @WarungSejarahRI)</i>

Karena kuda ini bukan kuda biasa, kesaktiannya pun populer sampai ke segala penjuru Mataram. Panembahan Senopati pun sampai penasaran dengan kuda yang kabarnya bisa terbang di angkasa tersebut.

Tatkala Panembahan Senopati menemui Adipati Wasis, dia pun mengungkap keinginannya untuk menunggangi Kuda Juru Taman tanpa mengetahui kalau kuda tersebut adalah perwujudan dari Baron Sekeber. Baron yang masih nggak terima dengan kekalahannya dulu nggak mau jadi tunggangan sang raja dan mengubah wujud kembali menjadi manusia.

Panembahan Senopati yang sadar akan hal ini langsung menikam kepala Baron dan membuatnya tewas. Tapi, kejadian aneh terjadi. Kepala Baron melesat ke angkasa dan mengucapkan sumpah bahwa nantinya bakal ada bangsa berkulit putih dan bermata biru sepertinya yang akan menghancurkan keturunan Panembahan Senopati.

Dianggap Sebagai Perumpamaan Kisah Penjajahan

Namanya juga lakon ketoprak, terkadang cerita dan tokoh-tokohnya berasal dari cerita rekaan. Tapi, dalam beberapa kasus, ceritanya juga disisipi dengan kisah sejarah yang nyata. Hal ini juga berlaku pada lakon Baron Sekeber. Kisahnya mirip seperti perumpamaan Nusantara pada masa kolonial.

Misalnya, persinggahan Baron di Palembang seperti menggambarkan kisah Portugis yang menaklukkan Malaka pada tahun 1511. Setahun berikutnya, armada Demak dan Jepara menang melawan mereka.

Sementara itu, cerita Baron yang kembali kalah dari Adipati Wasis dan kemudian menjadi tunggangannya mirip dengan sejarah saat Sultan Trenggana menyerang Panarukan pada 1546 sampai 1547.

Kalau menurut kamu, Baron Sekeber adalah tokoh yang memang pernah ada atau hanya tokoh rekaan, Millens? (Ker, Unn/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024