BerandaTradisinesia
Kamis, 12 Jul 2023 11:19

Kori Brajanala Lor, Gerbang Keraton Kasunanan Surakarta yang Cantik

Kori Brajanala Lor di kompleks Keraton Kasunanan Surakarta. (Kekunaan.blogspot)

Selain bangunan Keraton Kasunan Surakarta yang cantik, bangunan gerbang utamanya, yaitu Kori Brajanala Lor juga sering dijadikan target foto-foto para wisatawan. Nah, berikut adalah cerita unik dari bangunan ini.

Inibaru.id – Salah satu tempat yang jadi tujuan wisatawan di Solo, Jawa Tengah adalah kompleks Keraton Kasunanan Hadiningrat. Selain bangunan keratonnya yang estetik, kamu juga bisa lo menemukan bangunan lain yang nggak kalah cantik. Salah satunya adalah Kori Brajanala Lor.

Sebenarnya, Kori Brajanala Lor adalah sebuah gerbang yang pasti bakal dilalui saat kamu memasuki area keraton. Bangunan ini masuk dalam lingkungan Kampung Baluwarti dan diapit oleh Siti Inggil di sisi utara dan Kori Kamandungan di selatannya.

Kori Brajanala Lor punya makna yang mendalam. Kori berasal dari Bahasa Jawa yang berarti pintu atau gerbang. Sementara Brajanala berasal dari dua kata yang digabungkan, yaitu ‘braja’ yang berarti tajam dan ‘nala’ yang berarti hati. Khusus untuk kata ‘lor’, artinya adalah utara yang menunjukkan lokasi gerbang tersebut di kompleks keraton.

Lantas, apa maksud dari ketajaman hati yang dijadikan nama gerbang ini? Kalau kita menilik blog Kekunaan, Jumat (21/7/2017), maknanya adalah setiap manusia yang memasuki kompleks keraton harus memastikan pikiran dan tingkah lakunya didasari oleh ‘ketajaman hati’ alias nggak sembarangan.

Menurut situs resmi pemerintah Kota Solo Surakarta (7/3/2023), Kori Brajanala Lor dibangun saat Susuhunan Surakarta kedua Pakubuwono III bertakhta pada 1749-1788. Bangunan ini adalah salah satu dari empat kori yang mengelilingi keraton. Keempatnya ditempatkan sesuai dengan arah mata angin. Oleh karena itulah, sebutannya adalah Kori Lor (utara), Kori Wetan (timur), Kori Kidul (selatan), dan Kori Kulon (barat).

Keraton Kasunanan Surakarta dari Kori Brajanala Lor. (FB/Explore to Solo Raya/@jo.chryst)

Lantas, kok bisa Kori Brajanala Lor jadi yang paling populer? Hal ini disebabkan oleh fungsinya yang jadi akses utama keluar masuk keraton. Lokasinya juga cukup strategis, yaitu persis berada di ‘ujung’ Jalan Supit Urang sehingga setiap orang pasti akan melewatinya.

Bentuk Kori Brajanala Lor yang klasik jadi daya tarik utama bangunan tersebut. Atapnya berbentuk trapesium dan sekilas mirip dengan joglo. Bedanya, nggak ada tiang penopang karena sudah ada tembok di sisi kanan dan kiri yang jadi penyangga beban. Selain itu, pada gerbang tersebut ada dua daun pintu dari kayu jati berukuran raksasa.

Kamu juga bisa menemukan dua bangsal pada bagian luar kori tersebut. Keduanya adalah Bangsal Brajanala Kiwo (kiri), dan Bangsal Brajanala Tengen (kanan). Dulu, bangsal dipakai sebagai tempat para prajurit keraton berjaga-jaga, Millens.

Di bagian dalam, juga ada bangsal lainnya dengan fungsi serupa, yaitu Bangsal Wisamarta Kiwo dan Bangsal Wisamarta Tengen.

Pada bagian atas Kori Brajanala Lor, kamu juga bisa menemukan menara terbuka yang dilengkapi dengan lonceng. Warga setempat menyebutnya sebagai Jam Panggung. Selain itu, ada juga sebuah marka yang berbentuk persegi dan terbuat dari kulit sapi. Pada marka tersebut tertulis kapan kori dibangun, yaitu pada 1708 Tahun Jawa atau 1782 Masehi.

Di balik bangunannya yang cantik, Kori Brajanala Lor ternyata juga punya cerita dan makna yang unik. Kapan nih main ke sana, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024