BerandaTradisinesia
Jumat, 14 Mar 2024 12:23

Konon, Masjid Jami Baitul Muttaqin Bandongan, Magelang Tiba-Tiba Muncul!

Masjid Jami Baitul Muttaqin di Trasan, Bandongan, Magelang. (Googleuser/King Rudraksha)

Nggak ada satu pun warga yang tahu pasti kapan Masjid Jami Baitul Muttaqin Bandongan, Magelang dibangun. Bahkan, takmir masjid menyebut warga percaya kalau masjid ini tiba-tiba muncul begitu saja. Bagaimana ceritanya, ya?

Inibaru.id – Layaknya bangunan pada umumnya, masjid-masjid yang ada di Indonesia tentu dibangun oleh manusia, ya, Millens. Tapi, khusus untuk Masjid Jami Baitul Muttaqin yang ada di Kecamatan Bandongan Magelang, kabarnya tiba-tiba muncul begitu saja. Beneran, nggak sih?

Sebutan lain bagi masjid yang bisa kamu temui di Dusun Sengon, Desa Trasan ini adalah Masjid Tiban. Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, “tiban” bisa bermakna tiba-tiba muncul atau tiba-tiba ada. Alasan mengapa warga memberikan nama ini adalah karena nggak ada yang tahu kapan masjid ini dibangun. Oleh karena itu, mereka sampai berpikir kalau masjid ini muncul secara tiba-tiba.

“Jadi dulu, ceritanya lokasi masjidnya berbeda dengan yang sekarang. Di belakang masjid. Nah pada suatu malam, tiba-tiba saja bangunan masjid pindah ke sini,” ungkap takmir masjid tersebut Tajudin sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Selasa (12/3/2024).

Sayangnya, Tajudin dan pengurus masjid lainnya nggak tahu pasti detail ceritanya. Mereka juga nggak tahu kapan sebenarnya masjid ini dibangun. Apalagi, sesepuh desa juga kebanyakan sudah meninggal. Padahal, merekalah yang bisa jadi lebih paham tentang sejarah masjid tersebut.

Layaknya bangunan-bangunan lawas pada umumnya, nggak ada dokumen atau arsip yang mengungkap tentang masjid tersebut. Yang pasti, warga setempat yakin kalau usia masjidnya cukup lama dari bahan bangunan yang dipakai.

Nggak ada yang tahu pasti kapan Masjid Tiban dibangun. (Googleuser/King Rudraksha)

Sebagai contoh, 4 saka (tiang) utama dan 16 saka lainnya terbuat dari bahan kayu jati. Hal ini tentu bakal sulit ditemui di masjid-masjid modern pada umumnya. Gentingnya juga masih memakai jenis genting lawas yang sulit ditemui pada zaman sekarang.

“Yang saya tahu, pada 1981 bangunan utamanya masih utuh seperti dahulu. Saya lalu merantau dan pas balik ke Trasan pada 2020, sudah ada tambahan serambi masjid. Kabarnya dibangun demi membuat kapasitas masjid bertambah karena jumlah jemaahnya juga semakin banyak,” lanjut Tajudin.

Di dalam almari masjid, kamu juga bisa menemui barang klasik, lo yaitu bedug, kentongan, serta lesung. Sebelum digantikan dengan mikrofon dan speaker, dulu benda-benda itulah yang jadi penanda waktu salat bagi warga.

Kalau kamu tertarik datang ke Masjid Jami Baitul Muttaqin yang juga kerap disebut sebagai Masjid Tiban ini, datang saja pas malam 21 Ramadan alias Malam Selikuran. Pada saat itu, banyak warga dari daerah lain datang untuk melakukan itikaf. Di sekitar masjid, bakal ada banyak penjual barang-barang atau makanan sehingga suasananya jadi seperti pasar malam yang meriah, Millens! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT