BerandaTradisinesia
Minggu, 26 Jul 2025 13:06

Ketika Pedang Bermata Dua 'Cancel Culture' Menghukum DJ Panda

Ilustrasi: Kekuatan cancel culture telah menghukum banyak pesohor, bahkan sebelum hukum formal melakukannya. (Unsplash/Priscilla Du Preez)

Menjadi salah satu pemuncak di dunia malam, tapi kasus yang menimpanya seketika membuat DJ Panda dihujat warganet, lalu diboikot industri hiburan. Inilah yang terjadi saat pesohor dihukum pedang bermata dua bernama cancel culture.

Inibaru.id - Tepat sepekan lalu selebritas Erika Carlina dalam podcast Deddy Corbuzier mengumumkan bahwa dirinya tengah hamil sembilan bulan. Spekulasi langsung mengarah pada sosok DJ Panda sebagai sang ayah, yang nggak lama kemudian secara terbuka mengakuinya.

Pengakuan ini sontak membuat sosok bernama asli Giovanni Surya itu menerima hujatan warganet, yang berujung pada cancel culture. Untuk yang belum tahu, cancel culture adalah fenomena di media sosial ketika massa menarik dukungan atau memboikot pesohor karena tindakan yang dianggap nggak pantas.

Kultur "membatalkan" itu sering dikaitkan dengan upaya kolektif untuk mengakhiri karier atau pengaruh sosok tersebut. Gelombang boikot ini juga diterima DJ Panda. Tercatat, nggak kurang dari 14 klub malam dan festival besar yang secara resmi telah membatalkan penampilannya.

Belakangan, perlakuan serupa juga diterima DJ Nathalie Holscher setelah kedapatan memarodikan kehamilan Erika saat video dirinya berjoget mengenakan daster dengan perut palsu beredar di medsos. Meski Nathalie menyatakan bahwa video itu bukan untuk menyindir Erika, hujatan nggak juga mereda.

Dampak Cancel Culture: Reputasi dan Materi

Setali tiga uang, Nathalie juga mengalami pembatalan event, bahkan kena blacklist dari sejumlah manajemen, yang tentu saja berujung pada menurunnya reputasi. Dalam banyak kasus, dampak cancel culture memang cukup besar, bahkan acap berujung pada hilangnya peluang, terhentinya karier, atau dilupakan publik.

Nggak banyak pesohor yang bisa kembali moncer setelah terkena fenomena menakutkan ini, bahkan setelah mereka meminta maaf secara terbuka. Situasi yang dialami DJ Panda dan Nathalie saat ini kian menambah daftar panjang pesohor Tanah Air yang harus berurusan dengan cancel culture.

DJ Panda mengalami cancel culture setelah pasangannya, Erika Carlina, mengaku hamil 9 bulan di luar nikah. (Instagram/djpanda_official)

Di Korea, ketika artis mengalami "pembulian publik", pihak agensi atau managemen akan segera bereaksi untuk meredam dampak cancel culture agar nggak berlarut-larut atau kian membesar. Dengan bekal yang mumpuni, agensi berpotensi lebih besar meredakan situasi tersebut.

Sayangnya, hal itu nggak terjadi di Indonesia. Ini lebih menakutkan, karena publik figur yang kadang nggak memiliki bekal managemen krisis yang cukup harus menghadapi opini publik seorang sendiri. Alih-alih pulih, sikap yang salah seringkali justru memperparahnya.

Cancel Culture si Pedang Bermata Dua

Di Indonesia, cancel culture tumbuh kuat karena masyarakatnya begitu erat memegang norma sosial. Namun, hal tersebut ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, kondisi itu bagus sebagai alat kontrol sosial di panggung hiburan, tapi menjadi buruk lantaran penghakiman massa ini sering dianggap kehilangan esensi.

Kita tentu masih ingat gimana penyanyi dangdut Saipul Jamil menjadi korban cancel culture berlarut-larut yang membuatnya terhapus dari panggung hiburan. Untuk yang belum tahu, artis berusia 44 tahun itu sempat masuk penjara karena kasus pencabulan terhadap seorang anak.

Hujatan bertubi-tubi menghujamnya, bahkan setelah dia keluar dari bui. Saat mencoba memulihkan reputasi dan meniti ulang peruntungan dengan muncul kembali di televisi, dia diprotes. Lalu, muncul petisi untuk mendesak stasiun televisi agar nggak lagi mengundangnya.

Yang menarik, perlakuan serupa nggak terjadi pada Ariel Noah dan Gisella Anastasia yang sempat kena cancel culture setelah tersandung kasus pornografi. Keduanya sempat diboikot, tapi berhasil memulihkan nama mereka di industri hiburan. Kenapa bisa begitu?

Entahlah! Yang pasti, era digital yang memunculkan fenomena cancel culture adalah pengingat betapa besar kuasa publik atas karier dan reputasi figur publik saat ini. Maka, kalau pengin jadi pesohor, jadilah sempurna atau setidaknya terlihat nggak punya cela! (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: