BerandaTradisinesia
Rabu, 15 Feb 2022 20:00

Kamajaya-Kamaratih, Wayang yang Digambar pada Tradisi Mitoni

Kamajaya (kiri) dan Kamaratih (kanan) sebagai simbolik saat upacara mitoni. (Instagram/adhec_)

Ketika kandungan berusia 7 bulan, ibu hamil melakoni prosesi mitoni. Dalam upacara ini, kamu bakal menemukan dua kelapa gading yang diukir dua sosok wayang yaitu Kamajaya-Kamaratih. Diharapkan, nantinya si jabang bayi dapat memiliki kesetiaan dan sifat-sifat baik layaknya kedua sosok ini.

Inibaru.id – Di Jawa, ibu hamil yang menginjak usia kandungan 7 bulan bakal menjalani ritual mitoni. Tujuannya, agar kehamilan berjalan lancar hingga jabang bayi nantinya terlahir.

Sama seperti upacara dalam adat Jawa lainnya, mitoni terdiri atas rangkaian acara. Kalau kamu pas menghadiri acara mitoni, coba deh perhatikan ada sepasang kelapa yang diberi ukiran tokoh wayang. Apa kamu bisa menebak kedua tokoh wayang itu?

Mereka adalah Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih, Millens. Betewe, ada cerita menarik di baliknya yang sayang untuk dilewatkan, lo.

Kesetiaan Kamajaya-Kamaratih

Ceritanya berawal dari sebuah lamaran yang nggak diinginkan. Pasukan raksasa yang dipimpin oleh Prabu Nilarudka tiba di kayangan dengan tujuan meminang salah satu bidadari khayangan. Seluruh isi khayangan panik. Penghuni khayangan pun berinisiatif membangun Batara Guru (dewa khayangan yang merajai tiga dunia) karena hanya Ia yang sanggup melawan kesaktian Prabu Nilarudka.

Para Dewata berkumpul dan memilih Kamajaya untuk membangunkan Batara Guru dari pertapaannya. Namun, terpilihnya Kamajaya membuat sang istri, Kamaratih resah. Maklum, sosok yang hendak "diganggu" bukanlah sembarang sosok. Meski begitu, Kamaratih hanya bisa pasrah melihat suaminya pergi menjalankan tugas mahaberat itu.

Sepasang kelapa dengan ukiran tokoh pewayangan Kamajaya-Kamaratih. (Twitter/BlogTolkien)

Setelah tiba di area pertapaan, Kamajaya memutar otak untuk membangunkan Batara Guru. Ia menggunakan wewangian bunga supaya tercium, namun gagal. Nggak mau menyerah, Kamajaya menggunakan Panah Panca Wisaya yang bisa membangunkan rindu seseorang yang dikasihinya.

Ketika panah itu mengenai Batara Guru, seketika Ia terbangun dan muncul keinginan untuk bertemu Betari Uma, istrinya. Namun, karena justru yang ada di hadapannya adalah Kamajaya, Ia berang. Betara Guru menyambarkan api dari mata ketiga-Nya ke tubuh Kamajaya. Nahas, Kamajaya tewas terbakar.

Tahu suaminya mati terbakar, Kamaratih memohon agar Kamajaya dihidupkan kembali. Sayangnya, Batara Guru kadung murka dan menolak permohonan itu. Merasa nggak sanggup hidup tanpa belahan jiwanya, Kamaratih terjun ke dalam kobaran api yang melalap suaminya.

Simbol Cinta Kasih

Keberanian dan kesetiaan dari Kamajaya-Kamaratih inilah yang menjadi simbol saat upacara mitoni.

Saat upacara mitoni, sepasang kelapa yang menjadi simbol akan dipecahkan. Lalu dari situlah, menurut kepercayaan Jawa jenis kelamin dari jabang bayi akan diketahui. Jika cengkir gading terbelah sempurna, maka anak yang bakal lahir mungkin laki-laki. Sebaliknya, jika nggak terbelah atau meleset, bisa jadi bayi perempuan.

Orang tua berharap anak lelakinya kelak mewarisi sifat dan fisik laiknya Kamajaya atau jika bayinya perempuan bisa mirip paras dan sifat baik Dewi Ratih.

Hm, setuju nggak sih kalau kasih sayang orang tua sudah ditunjukkan bahkan sebelum anak dilahirkan melalui upacara ini?

Kalau kamu pengin mengadakan upacara kayak gini nggak waktu hamil nanti, Millens? (Gnfi,Jur/IB31/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: