BerandaTradisinesia
Jumat, 1 Sep 2022 11:53

Hormati Mbah Nyai Brintik, Warga Bergota Semarang Berikan Sesajen Sebelum Gelar Hajatan

Makam Mbah Nyai Brintik ada di sebelah Mushala Al Falah Gunung brintik, Semarang. (Tribun Jateng/Budi Susanto)

Jangan heran saat berkunjung ke makam Mbah Nyai Brintik di kawasan Bergota Semarang kamu melihat banyak pisang, daun sirih, dan ketan salak. Itu tandanya ada warga yang akan menggelar hajatan.

Inibaru.id – Permakaman Bergota di Kota Semarang memang cukup unik. Nggak hanya karena wilayahnya yang cukup luas dan lokasinya yang ada di pusat kota, di Bergota juga ada tempat yang dikeramatkan warga sekitar. Salah satunya adalah Makam Mbah Nyai Brintik.

Makam Mbah Nyai Brintik bisa kamu temui di sebelah Mushala Al Falah Gunung Brintik. Jika memasuki area makam yang terlihat rapi dengan keramik berwarna putih tersebut, kamu bakal melihat sejumlah sesaji atau sesajen yang cukup khas.

Sesajen untuk Mbah Nyai Brintik tersebut adalah buah pisang, daun sirih, serta ketan salak, sejenis ketan yang dicampur dengan gula merah.

Menurut keterangan warga Kelurahan Randusari yang ada di dekat makam, sesajen tersebut memang sengaja diberikan ke Makam Mbah Nyai Brintik saat warga menggelar hajatan. Tradisi memberikan sesaji ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, lo.

“Saya punya delapan anak. Saat mereka menikah dan keluarga menggelar hajatan lain, saya ke makam (memberikan sesaji),” cerita salah seorang warga bernama Darti seperti dikutip dari Tribun Jateng, Rabu (31/8/2022).

Perempuan berusia 55 tahun ini membantah kalau tradisi ini terkait dengan hal klenik atau mistis. Baginya dan warga sekitar, hal tersebut hanyalah cara untuk menghargai leluhur.

“Kami datang ke makam untuk menghargai leluhur, bukan terkait dengan hal mistis,” ucapnya.

Siapa Mbah Nyai Brintik?

TPU Bergota, tempat Makam Mbah Nyai Brintik berada. (Kontenjateng)

Sebelum membahas lebih jauh soal Mbah Nyai Brintik, kita bahas dulu tentang Gunung Brintik, sebutan bagi bukit yang jadi tempat Permakaman Bergota. Konon, di Gunung Brintik inilah dulu tokoh Tionghoa Laksamana Cheng Ho kali pertama menambatkan kapalnya saat bersandar di Kota Semarang.

Di Gunung Brintik pula, ada makam dari tokoh-tokoh yang dulu dikenal sebagai penyebar agama Islam, yaitu Mbah Sholeh Darat atau Muhammad Saleh ben Umar As-Samarani. Selain dikenal sebagai tokoh yang kali pertama mendirikan pesantren di Tanah Jawa, kabarnya, Mbah Sholeh Darat adalah guru dari KH Hasyim Asyari, pendiri dari Nahdlatul Ulama serta KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.

Terkait dengan nama Gunung Brintik, masyarakat Semarang mengenal legenda seorang perempuan dengan rambut keriting atau brintik bernama Dowo Rinjani. Dialah yang kemudian lebih populer dengan sebutan Mbah Nyai Brintik.

“Menurut cerita orang-orang tua dulu, Nyai Brintik adalah tokoh yang membuka hutan atau istilahnya babat alas di sini,” ungkap salah seorang warga yang tinggal di Gunung Brintik, Ari, sebagaimana dilansir dari Halosemarang, Rabu (4/8/2019).

Sayangnya, cerita legenda terkait Mbah Nyai Brintik nggak didukung dengan peninggalan sejarah. Nggak ada catatan resmi terkait dengan perjalanan hidup Mbah Nyai Brintik. Namanya pun sampai sekarang sekadar jadi cerita turun-temurun yang dipercaya warga sekitar.

Kamu yang sering melintas di daerah Bergota, apakah tahu tentang kebiasaan warga sekitar memberikan sesaji ke makam Mbah Nyai Brintik ini, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Buka Sampai Tengah Malam, Nasi Kuning Mbah Jo Yogyakarta Selalu Dijejali Pelanggan

16 Jan 2025

Sepakat Berdamai setelah Seteru Sengit Antara PP dan GRIB Jaya di Blora

16 Jan 2025

Gambaran Keindahan Kepulauan Canaria di Spanyol pada Film 'Killing Crabs'

16 Jan 2025

Kata Orang Tua Siswa tentang Penjual Jajanan di Sekolah

16 Jan 2025

Mulai 1 Februari, KA Sancaka Utara 'Comeback' dengan Relasi Diperpanjang hingga Cilacap

16 Jan 2025

Menghadapi Dilema Bekal vs Jajanan di Sekolah; Bagaimana Sikap Orang Tua?

16 Jan 2025

Rujak Mitoni dan Tradisi 'Gender Reveal' di Batang

16 Jan 2025

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025