BerandaTradisinesia
Senin, 22 Mei 2022 21:58

Gambaran 5 Watak Manusia pada Serat Centhini

Serat Centhini merupakan salah satu Naskah Jawa Kuno yang memuat banyak hal. (Kebudayaan.kemdikbud.go.id/)

Masyarakat Jawa kental dengan tradisi dan budayanya. Bahkan, mereka memiliki enskilopedianya sendiri yang membahas berbagai hal, mulai dari persoalan ahama, makanan dan minuman, tata cara membangun rumah, hingga watak-watak manusia.

Inibaru.id - Serat Centhini merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kebudayaan Jawa. Penulisnya adalah Ki Ngabehi Ranggasutrasna, Raden Tumenggung Sastranegara, dan Ki Ngabehi Sastradipura.

Atas kehendak Sri Susuhan Pakubuwana V, serat Centhini ini dimanfaatkan untuk menghimpun segala macam pengetahuan kebudayaan Jawa lahir dan batin pada masa itu, termasuk di dalamnya keyakinan dan penghayatan mereka terhadap agama.

Sri Susuhan Pakubuwana V menjadi salah satu tokoh yang mendorong lahirnya Serat Centhini. (Wikimedia)

Serat Centhini mulai ditulis pada tahun 1814 dan selesai pada tahun 1823 yang terdiri atas duabelas jilid. Oya, kkarya sastra ini ditulis dalam bentuk Tembang Macapat yang jumlahnya hingga 722 tembang.

Bagi orang Jawa, Serat Centhini yang dulunya bernama Suluk Tambangraras ini merupakan Ensiklopedia yang komplet. Di dalamnya mengandung ajaran yang dapat memberikan petunjuk-petunjuk bagaimana orang harus hidup untuk menjadi manusia yang baik, susila, dan bahagia.

Contohnya pada Serat Centhini Jilid 3, Bab IV: Ilmu Rahasia Para Dewa membahas wejangan tentang watak manusia. Lalu, bagaimana ya watak manusia dalam Serat Centhini? Yuk Simak!

1. Watak Matahari

Yang dimaksud dengan watak matahari yaitu among (mengasuh). Seperti matahari yang mengawasi semua yang ada di permukaan bumi, orang dengan watak matahari adalah ia yang mengasuh semua orang yang ada. Biasanya orang dengan watak yang demikian akan selalu diandalkan oleh orang lain.

Orang Jawa menganggap matahari mengawasi semua yang ada di muka bumi. (Instagram/Marion Wacker)

2. Watak Bumi

Orang berwatak bumi artinya adalah ia yang amot atau muat. Watak bumi menunjukkan sifat yang kokoh dan teguh pendirian, berjiwa besar, berkepribadian kuat, serta berhati tenang. Baginya tidak ada yang terada berat. Sama seperti bumi yang mampu dan kuat menahan semua yang tercipta di atas bumi ini.

3. Watak Angin

Watak angin atau udara ada mereka yang nggak gegabah dalam melakukan pekerjaan, nggak sembrono, dan nggak semaunya sendiri.

4. Watak Samudra

Watak ini sesuai dengan keadaan laut. Orang dengan watak ini menunjukkan sifat sabar, tenang, dan hening. Biasanya sih, orang dengan watak ini nggak suka ikut campur urusan orang lain dan nggak suka mencela.

5. Watak Angkasa

Orang dengan watak angkasa ini adalah mereka yang menunjukan sifat sentosa. Mereka merasa puas dengan apa yang dimiliki sehingga nggak mudah tergiur oleh godaan dan rayuan, bisa mengendalikan kehendak serta keinginan.

Omong-omong, kelima watak tadi penting untuk dijadikan pegangan, lo, Millens. Dalam bab tersebut, kita diajarkan untuk memiliki watak yang eling (ingat), temen (sungguh-sungguh), mantep (mantap), sabar, dan sentosa (teguh hati).

Harapannya sih, bila sudah terbiasa menerapkan kelima watak tadi, kita memiliki kebiasaan tan samar (tidak khawatir), tan dahwenan (tidak suka mencela orang lain), tan sembrana (tidak sembrana), tan panasan (tidak mudah emosi), dan tan gimiran (tidak mudah tergoda).

Menurutmu gimana, pengin nggak menerapkan watak tadi dalam kehidupan sehari-hari, Millens? (Dew, Met, Kur/IB32/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024