BerandaTradisinesia
Sabtu, 15 Jul 2022 10:05

Eropa, Tiongkok, dan Persia yang Menyatu dalam Joglo Pencu

Sebuah joglo pencu yang ada di Kudus. (Wikipedia-Herusutimbul)

Joglo pencu atau joglo Kudus merupakan rumah tradisional yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Rumah ini menggambarkan akulturasi budaya dari Eropa, Tiongkok, Persia, serta Jawa.

Inibaru.id – Perkembangan zaman membuat manusia memilih barang dan keperluan yang serba praktis. Hal itu juga berlaku dalam hal pemilihan tempat tinggal. Oleh karena inilah, semakin jarang kita menemukan rumah adat khas Jawa yang dijadikan tempat tinggal, termasuk joglo pencu khas Kudus.

Sebagaimana rumah joglo pada umumnya, sebagian besar bangunan joglo pencu terbuat dari kayu jati berkualitas tinggi. Proses pembuatannya juga nggak bisa sembarangan. Hal ini membuat biaya pembuatan rumah joglo pencu sangat mahal.

Ciri Khas Joglo Pencu

Atap pencu menjadi ciri khas yang cukup menonjol pada rumah adat di Kudus. (Beritamoeria)

Joglo pencu punya ciri khas unik, yaitu bentuk atap yang mengerucut ke atas, tapi nggak runcing; dengan tritisan bagian depan dan belakang. Pada bagian ujung atap, kamu bisa menemukan wuwungan sulur-suluran mahkota dan relief berbentuk seperti binatang.

Tata ruang bagian dalam dari joglo pencu juga menarik. Ada jogo satru yang merupakan ruangan untuk menerima tamu, gedongan yang merupakan tempat peristirahatan kepala keluarga, pawon untuk memasak, belajar, dan tempat berkumpul keluarga, dan pekiwan atau tempat mandi dan buang air.

Joglu pencu juga mempunyai empat tiang penyangga yang masing-masing memiliki arti pengendalian sifat manusia. Tiang pertama disebut amarah atau nafsu keburukan, yang kedua adalah lawwamah atau nafsu tetap ingin bermaksiat meski sudah menjalankan perintah agama, lalu shofiyah yang artinya nafsu baik, dan mutmainnah yang berarti nafsu yang sudah bersih dan berganti menjadi sifat terpuji.

Kamu juga bakal menemukan satu tiang utama yang dinamakan soko gender. Tiang ini menandakan tauhid dan menyimbolkan keesaan Sang Pencipta dalam Islam.

Joglo pencu sejak zaman dahulu sengaja dikembangkan dengan arsitektur yang bisa dibongkar pasang. Tujuannya adalah memudahkan jika rumah tersebut dipindahkan ke tempat lain sekaligus bisa bertahan jika ada gempa bumi.

Akulturasi dan Makna

Rumah adat Kudus. (Kemendikbud)

Ada banyak faktor yang mempengaruhi bentuk bangunan joglo pencu. Salah satunya adalah peran dari dua ulama keturunan Tionghoa yang menetap di Kudus sekitar abad ke-15. Mereka tersohor akan keahliannya dalam memahat dan melukis kaligrafi.

Joglo pencu juga merupakan bangunan hasil akulturasi budaya Hindu dan Islam. Selain itu, kamu juga bisa menemukan unsur budaya Tiongkok, Eropa, Persia, dan pesisir utara Jawa pada bangunan tersebut.

Satu hal yang pasti, joglo pencu punya filosofi unik pada bentuk atapnya yang mengerucut ke atas. Maknanya adalah agar orang yang tinggal di dalamnya selalu ingat dengan Sang Pencipta.

Semoga saja bangunan joglo pencu nggak bakal punah dan tetap bisa dilihat oleh anak cucu kita nanti, ya Millens. (Mer, Med/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024