BerandaTradisinesia
Minggu, 26 Mar 2022 11:39

Di Dukuh Kasuran, Warganya Nggak Boleh Tidur di Kasur

Warga Dukuh Kasuran nggak boleh tidur di atas kasur. (Detik/Jauh Hari Wawan)

Warga Dukuh Kasuran yang ada di Sleman, DIY, punya tradisi yang sangat nggak biasa. Di sana, warganya boleh tidur selain di kasur, Millens. Apa alasannya, ya?

Inibaru.id - Sekilas, nama Dukuh Kasuran di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Sleman, DIY, terlihat normal sebagaimana dukuh atau desa pada umumnya. Namun, ada yang unik, yakni adanya tradisi warga nggak boleh tidur di atas kasur.

Pantangan tidur di kasur ini sudah berlangsung ratusan tahun lo, Millens. Meski nggak nyaman, warga Dukuh Kasuran tetap menerapkannya. Kalau melanggar, ada kekhawatiran bisa menyebabkan datangnya musibah, penyakit, atau hal-hal yang di luar nalar.

Larangan ini bermula dari adanya mitos Kiai Kasur dan Nyai Kasur yang hidup di zaman Perang Diponegoro, dulu. Nah, pasangan suami istri ini ternyata berselisih paham soal apakah harus ikut berjuang melawan penjajah atau tinggal di rumah.

Kiai Kasur tergerak hatinya untuk ikut perjuangan Pangeran Diponegoro. Tapi, Nyai Kasur, menolaknya. Pada akhirnya, pasangan ini pun berpisah karena nggak ada satu pun yang mau mengalah. Sebelum berpisah, pasangan yang dikenal cukup berpengaruh di wilayahnya ini kemudian membuat perjanjian.

Isinya, warga Dukuh Kasuran nggak boleh lagi tidur di atas kasur. Keduanya bahkan nggak baikan usai perang. Kiai Kasur memilih tinggal di Kasuran Wetan, sementara Nyai Kasur berada di Kasuran Kulon. Gara-gara hal ini juga, ada pantangan di antara kedua warga wilayah ini untuk menikah atau besanan.

Kejadian Aneh bagi yang Melanggar

Warga Dukuh Kasuran tidur di atas tikar atau spon, bukannya kasur. (anehdidunia.com)

Percaya nggak, orang yang melanggar pantangan ini di Dukuh Kasuran beneran mengalami hal aneh? Hal ini diceritakan oleh Kadus Kasuran Wetan Noor Sidiq pada 5 Agustus 2021 lalu.

“Dulu tahun 1972 pernah terjadi peristiwa aneh. Ada seorang warga pendatang yang bertugas di KUA pindah ke sini dan menyewa sebuah rumah. Dia tidur menggunakan kasur, dan setiap Jumat, di atas kasur miiknya dijumpai seekor ular melingkar,” ceritanya.

Lantas, apakah warga tidur di atas lantai atau hanya tikar saja? Nah, Noor Sidiq menjelaskan kalau 90 persen warga Dukuh Kasuran Wetan tidur dengan memakai spon. Spon dianggap berbeda dengan kasur karena lebih tipis namun bisa memberikan kenyamanan dibandingkan dengan tidur di atas tikar.

“Ada 985 warga dengan jumlah KK sebanyak 348 di sini. Sekarang 90 persennya sudah tidur menggunakan spon,” jelasnya.

Sebaliknya, dari 608 warga di Dukuh Kasuran Kulon, 90 persen di antaranya masih setia dengan tradisi dan tidur di atas tikar.

Bagaimana Jika Ada yang Perlu Tidur di Atas Kasur?

Untungnya sih ya, tradisi ini lebih fleksibel. Kalau ada warga yang perlu tidur di atas kasur karena kondisi tertentu, boleh kok melakukannya. Tapi, warga bakal melakukan ruwatan bersama-sama terlebih dahulu. Jadi, orang yang mau tidur di atas kasur nggak bakal kena masalah, deh.

“Tapi, karena banyak warga yang ingin mengikuti tradisi tidur tanpa kasur, jadi ruwatan ini tidak pernah dilakukan,” pungkas Noor Sidiq.

Ingat ya, kalau main ke Dukuh Kasuran di Sleman, mungkin kamu nggak dapat kasur, Millens. (Sle,Mer/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: