BerandaTradisinesia
Senin, 9 Mei 2021 18:45

Biasa Lebaran Lebih Dulu; Keunikan Kelompok Agama An-Nadzir di Sulawesi

Jemaah An-Nadzir di Sulawesi. (Detik)

Di Sulawesi, ada sebuah kelompok minoritas yang berbeda dari kebanyakan kelompok Islam pada umumnya. Hampir mirip seperti kelompok Aboge, An-Nadzir juga memiliki keunikan tersendiri. Dengan sistem perhitungan yang mereka miliki, biasanya Idulfitri yang mereka rayakan jatuh lebih cepat dibanding jadwal dari pemerintah.

Inibaru.id - Di Sulawesi Selatan, ada kelompok bernama An-Nadzir yang mempunyai kehidupan yang nggak “biasa” dari masyarakat Indonesia pada umumnya. Misalnya dalam hal menjalankan ritual keagamaan, pekerjaan, sistem sosial, dan perekonomian para pengikutnya.

Jemaah an-Nadzir adalah sebuah kelompok Islam minoritas yang anggotanya berasal dari berbagai daerah dan latar belakang, Millens. Komunitas ini memilih menjalani hidup sebagai sebuah komunitas mandiri di tempat yang cukup terpencil. Salah satu komunitas Jamaah An-Nadzir sekarang ini tinggal di tepi danau Mawang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Tempat ini berada sekitar 20 kilometer dari kota Makassar.

Bukan cuma di Kabupaten Gowa, komunitas an-Nadzir juga mempunyai jaringan di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bogor, Medan, Banjarmasin, Batam, Dumai, Batubara, dan sejumlah daerah di Sulawesi Selatan.

Sempat Dicurigai Sebagai Teroris

Jemaah An-Nadzir sempat dicurigai sebagai kelompok teroris. (Tempo/Fahmi Ali)

Imran, salah seorang peneliti kelompok An-Nadzir mengatakan, jemaah An-Nadzir di Indonesia didirikan oleh Kiai Syamsuri Abdul Madjid pada 1998 silam. Dia berdakwah ke berbagai daerah di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan, khususnya di kota Makassar dan Luwu. Oleh para jemaah an-Nadzir, dia kerap dianggap sebagai titisan Kahar Muzakkar, tokoh gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan.

Jelas saja pada awal keberadaannya, Jemaah An-Nadzir ini sempat menimbulkan kecurigaan dari berbagai pihak, seperti kepolisian dan intelejen. Sebabnya, mereka dicurigai melakukan praktik terorisme ataupun menyebarkan ajaran “sesat”. Apalagi, jika diperhatikan, kelompok ini melakukan praktik yang berbeda dibanding kebanyakan umat Islam di Indonesia seperti dalam hal penentuan hari raya dan waktu salat.

Jadi, selama ini, kelompok An-Nadzir selalu merayakan Hari Raya Idulfitri lebih awal dari jadwal yang dikeluarkan pemerintah. Ini akibat adanya perbedaan metode dan konsep dalam penentuan awal bulan Kamariyah. Selain itu, salat Id dilakukan usai perhitungan memantau bulan dan tanda-tanda alam.

Mereka menetapkan 1 Syawal itu dengan melihat bulan purnama pada penanggalan syamsiah 14, 15 dan 16, kemudian menghitung mundur sebelum tiga hari terakhir bulan Sya’ban. Adapun tanda-tanda alam yang diamati adalah puncak air laut pasang atau arah angin bertiup.

Waktu Salat Berbeda

Kelompok An-Nadzir juga berbeda dalam penentuan awal waktu salat, lo. Lima salat wajib dilakukan dalam tiga waktu. Pertama, Salat Maghrib dikerjakan ketika malam sudah datang yaitu ketika matahari terbenam. Kedua, Salat Isya dan Salat Subuh dilaksanakan pada waktu berdekatan dengan waktu Subuh. Ketiga, Salat Zuhur dan Salat Asar dilakukan tepatnya pada waktu yang berdekatan dengan salah Asar.

Penampilan mereka juga mencolok, Millens. Mereka mengenakan pakaian yang serupa dengan zaman nabi. Jemaah laki-laki mengenakan jubah dan sorban berwarna hitam yang dipadukan dengan ikat kepala berwarna putih. Mereka juga memanjangkan rambut sebatas bahu dan mewarnainya pirang kekuning-kuningan. Untuk jemaah perempuan, memakai jubah hitam serta cadar.

Hm, unik ya, Millens? Mari hargai setiap perbedaan. (Lon/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: