BerandaTradisinesia
Selasa, 11 Mar 2024 09:40

Anak Muda Nyekar Jelang Ramadan: Harus Tahu Esensinya!

Tradisi nyekar kerap dilakukan umat muslim di Indonesia terutama menjelang Ramadan. (Sibernas)

Kematian bisa datang kepada siapa saja. Oleh karena itu, mengingat kematian dengan cara nyekar atau datang ke makam nggak hanya kegiatan bagi orang tua saja tapi juga anak muda. Namun, jangan hanya ikut-ikutan, anak muda harus tahu esensinya.

Inibaru.id - Di tengah kegembiraan menyambut bulan suci Ramadan, ada satu tradisi klasik berupa nyekar atau ziarah kubur yang masih ramai dilakukan masyarakat muslim Tanah Air. Nyekar yang merujuk pada kegiatan mengunjungi makam menjelang bulan Ramadan, biasanya H-2 atau H-1 sebelum puasa ini juga dilakukan warga Dusun Kuwaluhan, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Menariknya, kegiatan yang bertujuan untuk mengingat kematian dan meningkatkan ketaqwaan tersebut nggak hanya populer di kalangan orang tua, lo. Warga Dusun Kuwaluhan, baik tua maupun muda, terbiasa berkunjung ke kuburan tiap seminggu sekali dan menjelang Ramadan.

“Istilah nyekar ini digunakan buat ziarah kubur sebelum Ramadan atau menjelang lebaran,” terang Andika Nur Usman Ridho, warga asli Dusun Kuwaluhan saat dihubungi Inibaru.id belum lama ini.

Menurut Andika, anak muda di daerahnya sangat antusias dalam tradisi nyekar ini, terutama menjelang Ramadan.

“Ya, mayoritas anak muda di sini masih sering nyekar ke makam sanak famili. Jadi nggak cuma orang tua saja yang nyekar,” terang pemuda berumur 24 tahun itu.

“Saya sendiri juga masih sering nyekar ke makam simbah-simbah dan bulik di makam dusun setiap minggunya. Biasanya sih di hari Jumat, Sabtu, atau Minggu pas libur kerja,” imbuhnya.

Harus Tahu Maknanya

Nyekar bertujuan untuk mengingat kematian dan menambah ketaqwaan. (Faktualnews)

Seperti halnya di Dusun Kuwaluhan, Magelang, tradisi nyekar juga kental di Desa Waturoyo , Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Tradisi yang sebelumnya lebih identik dengan orang tua dan laki-laki saja, kini berubah jadi kegiatan inklusif yang diikuti oleh para generasi muda dan perempuan juga.

Sholahudin atau yang akrab disapa Soleh, warga Desa Waturoyo menceritakan bahwa tradisi nyekar di daerahnya kerap dilakukan oleh orang tua dan anak muda, baik laki-laki maupun perempuan.

"Sekarang makin ramai anak muda yang nyekar. Kalau dulu, tradisi nyekar memang lebih cenderung didominasi orang tua. Tapi sekarang anak muda dan cewek juga ikutan nyekar, lo!", terang pemuda 29 tahun itu.

Yap, menjelang bulan Ramadan memang dijadikan momentum untuk ziarah karena umat muslim percaya di bulan itu adalah waktu yang pas untuk memperbanyak ibadah. Ziarah kubur pun dianggap sebagai ibadah, sehingga jelang masuknya bulan Ramadan, banyak yang memanfaatkan waktu untuk mengunjungi sanak saudara yang telah tiada untuk mendoakannya.

Selain itu, tradisi nyekar, menurut Soleh, bukan hanya kegiatan tahunan menjelang Ramadan, tapi sudah jadi tanggung jawab anak muda untuk menjaga keberlanjutan tradisi warisan leluhur ini.

"Tradisi ini harus tetap dilestarikan anak-anak muda biar nggak hilang ditelan modernisasi. Tapi, anak muda juga harus tahu esensi dari nyekar itu sendiri juga, ya! Minimal tahu kalau nanti kita akan meninggal juga," jelas Soleh.

Nah, ini adalah salah satu contoh yang baik ya, Millens. Anak muda memang masih memiliki kehidupan dan masa depan yang panjang ketimbang orang tua. Meski begitu, agar nggak dilingkupi kesombongan, anak muda juga harus terus mengingat kematian, salah satu caranya dengan ziarah kubur. (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: