Inibaru.id - Banyak orang khawatir ketika memutuskan untuk makan di luar rumah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan lantaran banyak ditemukannya penambahan campuran bahan makanan not-for-food dalam makanan yang dijual di pasaran. Alih-alih mendapat kepuasan, yang ada malah sakit perut.
Satu bahan not-for-food yang paling sering ditemukan adalah formalin. Ya, obat yang digunakan untuk mengawetkan mayat. Bahan ini biasa diaplikasikan dalam pembuatan mie atau makanan lain yang bertujuan agar makanan itu bisa bertahan lebih lama dan tidak busuk. Padahal, kandungan yang terdapat dalam bahan ini sangat bahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia, apalagi jika hal tersebut dikonsumsi secara terus-menerus.
Tak bisa dimungkiri, keberadaan formalin memang dekat dengan kehidupan kita. Tak hanya pada makanan yang dijajakan di luar sana, tapi juga terkadang terdapat pada bahan makanan yang kita beli untuk diolah lagi, misalnya mie, bakso, tempe, tahu, dan lain sebagainya. Hal ini karena tidak banyak orang mampu memproduksi bahan makanan sendiri. Bukankah demikian?
Baca juga: Produk Unggulan Anak Bangsa Dipamerkan di Peringatan Harteknas di Makassar
Nah, menyikapi hal tersebut, sejumlah mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pun mencoba memberikan solusinya. Melalui sejumlah penelitian, tim mahasiswa UNY ini berhasil menemukan sebuah inovasi berupa alat pendeteksi makanan.
Dilansir dari Brilio.id, alat pendeteksi itu diberi nama D-Form. Yang lebih canggih, alat ini juga sudah terintegrasi dengan ponsel pintar atau smart phone.
Didanai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), inovasi yang diciptakan Eko Saputro Lukito sebagai ketua dan keempat anggota, yakni Hernawan Prabowo, Singgih Bekti W, Linda Noviasari, dan Bayu Andiko ini merupakan proposal mereka dalam even tahunan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta.
Baca juga: 'Gamelan Swara Jagad' Dengungkan Gamelan Hingga di Kentucky, Amerika Serikat.
Sebagaimana dinukil dari Belmawa.risetdikti.go.id, program ini didaftarkan dengan judul "Detektor Makanan Berformalin (D-FORM) Menggunakan Sistem Jaringan Syaraf Tiruan (Neural Network) yang Mudah dan Akurat."
Cara kerja D-Form sangat mudah. Di ujung alat yang seukuran pipa ini terdapat sensor gas yang mampu mendeteksi kandungan formalin. Sementara di badan alat sudah tertanam chip mikrokontroler yang telah terprogram. D-Form akan menyimpan data lokasi dan kandungan formalin lalu dikirimkan ke ponsel pintar.
“Dengan adanya D-Form ini diharapkan masyarakat mampu menjaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap apa yang kita konsumsi,” ungkap salah seorang anggota tim, Linda Noviasari.
Hm, bila berhasil dikembangkan lebih lanjut, inovasi ini tentu akan sangat berguna bagi masyarakat. (OS/IB)