BerandaHits
Rabu, 27 Agu 2024 15:24

Penjelasan Pakar soal Gempa Gunungkidul M 5,8 yang Dikaitkan dengan Gempa Megathrust

Lokasi Gempa Gunungkidul 5,8 M yang muncul pada Senin (26/8/2024) pukul 19.59 WIB. (X/DaryonoBMKG)

Karena guncangannya cukup kuat dan terjadi di laut selatan Jawa, banyak orang yang mengaitkan gempa Gunungkidul M 5,8 pada Senin (26/8/2024) malam dengan gempa megathrust. Nah, berikut adalah penjelasan pakar tentang hal tersebut.

Inibaru.id – Setelah dalam beberapa minggu belakangan masyarakat Indonesia diperingatkan dengan adanya potensi gempa megathrust dengan kekuatan besar yang diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masyarakat Pantai Selatan Jawa dihebohkan dengan gempa Gunungkidul dengan kekuatan 5,8 M pada Senin (26/8/2024) malam pukul 19.59 WIB.

Gempa mengguncang dahsyat wilayah Yogyakarta dan sekitarnya karena hanya berjarak 107 kilometer ke arah barat daya Gunungkidul, DIY di kedalaman 42 kilometer.

“Saya langsung matikan kompor dan lari keluar rumah. Padahal, lagi masak ikan dan belum matang. Semalaman saya dan keluarga tidur dekat dengan pintu keluar yang nggak dikunci karena takut ada gempa susulan,” ungkap warga Pandowoharjo, Sleman, bernama Nikmah, Selasa (27/8) pagi.

Nggak hanya terasa di sisi utara Provinsi DIY, gempa juga dirasakan di sebagian wilayah Jawa Tengah, termasuk di Ambarawa. Karena kekuatannya yang cukup kuat, banyak warga yang kemudian mengaitkan gempa tersebut dengan potensi gempa megathrust. Hal ini pun bikin Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memberikan penjelasan.

Merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust),” tulisnya di akun X pribadinya @DaryonoBMKG, Senin (26/8).

Meski berlokasi di tempat di mana gempa megathrust bisa muncul, gempa Gunungkidul semalam nggak termasuk gempa megathrust. (X/DaryonoBMKG)

Nggak hanya Daryono yang memberikan penjelasan terkaait hal ini, Dosen Geologi dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Gayatri Indah Marliyani juga menyebut gempa Gunungkidul semalam terjadi di zona subduksi alias lokasi di mana gempa megathrust bisa terjadi sewaktu-waktu di masa depan. Tapi, walaupun muncul di lokasi di mana gempa megathrust bisa terjadi, gempa Gunungkidul semalam nggak masuk dalam kategori gempa megathrust.

“Gempa megathrust kan gempa besar dengan magnitude mendekati atau bahkan melebihi magnitudo 9 yang bisa memicu tsunami. Dari ukuran kekuatan juga gempa Gunungkidul semalam masuk dalam kategori gempa menengah yang cukup sering terjadi dan belum masuk kategori gempa dengan magnitudo besar atau lebih dari M6 yang lebih jarang terjadi,” ucap Gayatri sebagaimana dinukil dari Radarjogja, Selasa (27/8).

Selain itu, kalau menurut Gayatri, di lokasi di mana gempa Gunungkidul semalam terjadi, hampir setiap hari terjadi gempa dengan magnitudo kecil dengan ukuran sekitar M2 sampai M3.

Apapun itu, ancaman gempa megathrust masih nyata dan perlu diwaspadai meski kedatangannya nggak bisa diprediksi. Bisa jadi dalam waktu dekat, atau baru muncul puluhan tahun di masa mendatang. Yang pasti, kita siapkan tas mitigasi dan informasi menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami sebaik mungkin, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024