BerandaHits
Senin, 25 Agu 2024 16:37

Menilik Pembuatan Tembakau Tingwe Campuran Lokal (Camlok) di Kudus

Ilustrasi: Tembakau tingwe camlok. (jnewsonline)

Salah satu produsen tingwe campuran lokal (camlok) di Kudus mengaku terbantu dengan keringnya musim kemarau tahun ini. Semakin panas cuaca, semakin berkualitas produk tembakaunya.

Inibaru.id – Puncak musim kemarau memang jadi masa di mana para petani tembakau berbahagia. Pasalnya, hal ini membuat tembakau yang mereka tanam berkualitas tinggi dan laku dengan harga mahal di pasaran. Keberadaan tembakau berkualitas tinggi juga bikin para pembuat produk tembakau lokal semakin bergairah.

Hal inilah yang dirasakan Ifa Liku Romansyah dari Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kudus, Jawa Tengah. Bersama dengan warga desa lainnya, Ifa ikut menanam tembakau. Lalu, tembakau yang berhasil ditanam bisa diolah menjadi tembakau cacah. Dari tembakau cacah itulah, Ifa bisa memproduksi tembakau tingwe campuran lokal (camlok), Millens.

Hanya dengan menggunakan lahan 8 hektare, Ifa dan 29 pekerjanya yang kebanyakan adalah perempuan mampu memproduksi tembakau sebanyak 160 ton sekali panen.

“Produksi tembakau biasanya dilakukan pada Juli sampai September atau pas puncak musim kemarau yang sedang panas-panasnya. Kalau nggak panas, daun tembakaunya malah jadi jelek karena tembakau memang nggak membutuhkan banyak air,” ucap Ifa sebagaimana dilansir dari Tribunnews, Minggu (25/8/2024).

Setelah dipanen, daun-daun tembakau dicacah kecil-kecil untuk kemudian dijemur di atas widik, semacam papan pengering dari lembaran bambu berukuran 1x2 meter. Di papan itulah, tembakau cacah dijemur sampai kering.

“Saya terbiasa mengolah tujuh ton daun basah menjadi 1,3 ton menjadi tembakau kering,” lanjut Ifa.

Ilustrasi: Menjemur tembakau yang sudah dicacah. (Jatengprov)

Jika biasanya petani lain langsung menjual tembakau kering ini ke pedagang tembakau atau produsen rokok skala besar, Ifa punya pilihan lain. Dia meracik hasil olahan tembakau ini menjadi tembakau tingwe campuran lokal (Camlok) yang tersedia dalam 5-10 rasa tembakau.

“Tembakau campuran lokal, sigaret putih, wiski, teh manis, apel, mild, regular, apel, dan soju. Yang paling mahal varian rasa apel,” terangnya.

Soal harga jual tembakau tingwe camlok yang diproduksi di tempatnya, Ifa menjelaskan bahwa per kilogramnya dihargai Rp135 ribu. Cukup menguntungkan, ya?

“Yang pasti, tembakau camlok yang kami produksi sudah tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia walau yang mendominasi penjualan di Jawa tengah, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi,” pungkasnya.

Salah satu alasan mengapa produk tembakau di Indonesia masih laris adalah kualitasnya yang masih terjaga, termasuk tembakau tingwe Camlok dari Kudus ini. Omong-omong, kamu sudah pernah mencobanya, nggak, nih, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT