BerandaHits
Kamis, 4 Sep 2024 13:00

White Lies: Apakah Bohong demi Kebaikan Dibenarkan?

Bolehkah kita berbohong demi kebaikan bersama? (Istimewa)

Kebohongan kecil yang dilakukan dengan niat baik, seperti untuk menjaga perasaan orang lain itu diperbolehkan nggak, sih? Simak artikel ini untuk mendapatkan jawabannya!

Inibaru.id - Kita semua tahu bahwa kebohongan umumnya dianggap tidak etis. Namun, bagaimana kalau kebohongan tersebut dilakukan demi kebaikan? Apakah ini masih bisa diterima?

Inilah yang dikenal sebagai white lies atau kebohongan putih. Istilah ini merujuk pada kebohongan yang dimaksudkan untuk melindungi perasaan seseorang atau untuk kebaikan bersama.

Awaluddin Pimay dalam kajian Nongkrong Tobat di Santrendelik Semarang menjelaskan pandangan tentang white lies. Menurutnya, kebohongan jenis ini bisa diterima jika tujuannya adalah untuk kebaikan bersama.

“Boleh, jika untuk kebaikan bersama,” ujar Awaluddin.

“Contohnya, ketika seorang istri memasak dan hasilnya tidak sesuai harapan, suami bisa mengatakan bahwa makanannya enak untuk menyenangkan hati istri,” imbuhnya.

Contoh lainnya adalah ketika anak mendapat nilai jelek di sekolah. Dalam kasus ini, orang tua mungkin akan memberi komentar positif untuk memotivasi anak agar tidak merasa putus asa.

“Jadi, pada dasarnya, bohong dalam hal ini bisa diterima selama tujuannya baik dan untuk memotivasi atau menyenangkan orang lain,” ujar Awaludin.

Awaluddin Pimay menjadi narasumber dalam kajian Nongrong Tobat Santrendelik Semarang. (Instagram/ Santrendelik)

Selain itu, ada kalanya kita merasa tidak suka dengan seseorang tetapi harus bersikap baik. Misalnya, jika kita tidak nyaman dengan seseorang, tetapi tetap menunjukkan sikap ramah saat bertemu, itu juga diperbolehkan.

“Kendati kita dalam hati tidak suka, tetap bersikap baik saat bertemu itu lebih baik,” tambah Awaludin.

Ini mengajarkan kita untuk menahan amarah dan tidak membiarkan perasaan negatif memengaruhi tindakan kita. Menahan amarah atau rasa tidak suka merupakan hal yang dianjurkan.

Bahkan, Rasulullah pernah diperlakukan buruk oleh seorang Yahudi buta, namun beliau tetap menunjukkan kebaikan dan bahkan menyuapi orang tersebut setiap hari. Contoh ini menunjukkan betapa pentingnya bersikap baik meskipun hati kita mungkin tidak sepenuhnya setuju.

“Saya salut dengan orang Jawa, khususnya di Semarang. Warga sini itu ramah dan jarang marah. Ini menunjukkan betapa pentingnya kebiasaan menahan amarah dan selalu berusaha bersikap baik,” jelas laki=laki yang telah menetap selama hamper 30 tahun di Jawa.

Jadi intinya, kebohongan putih bisa menjadi solusi untuk menjaga perasaan orang lain tanpa merugikan siapa pun, selama niatnya untuk kebaikan bersama. Sudah mengerti, Millens? (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT