BerandaHits
Rabu, 3 Sep 2024 18:17

Dampak Mengeprank Anak hingga Menangis: Menghibur atau Merusak Psikologis?

Hindari mengeprank anak hingga menangis. (Getty Images)

Mengeprank anak hingga menangis, meskipun sering terlihat di media sosial sebagai konten yang menghibur, sebenarnya bisa menimbulkan masalah serius.

Inibaru.id - Mengeprank atau mengerjai anak dengan tujuan untuk bersenang-senang sering kali dianggap sebagai lelucon ringan oleh banyak orang. Namun, ketika prank tersebut berujung pada tangisan atau ketakutan yang mendalam, dampak psikologis pada anak bisa lebih serius daripada yang dibayangkan.

Berikut beberapa dampak negatif yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengeprank anak hingga menangis:

1. Membangun Rasa Ketidakpercayaan

Anak-anak belajar mempercayai orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua, melalui pengalaman sehari-hari. Ketika mereka merasa dikerjai atau dipermainkan dengan cara yang menakutkan, rasa percaya mereka terhadap orang tua atau pengasuh bisa terkikis. Mereka mungkin mulai merasa tidak aman dan meragukan niat baik orang-orang yang seharusnya melindungi mereka.

2. Mengganggu Kesehatan Emosional

Tangisan akibat prank yang berlebihan bukan hanya reaksi sementara. Anak-anak mungkin mengalami kecemasan, stres, atau ketakutan yang berkelanjutan. Pengalaman negatif ini bisa membekas dalam ingatan mereka dan mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka dalam jangka panjang.

3. Meningkatkan Risiko Trauma

Prank bisa meninggalkan trauma bagi anak. (Kidsworldfun)

Beberapa prank yang melibatkan elemen kejutan atau ketakutan yang ekstrem bisa memicu trauma pada anak. Misalnya, prank yang melibatkan situasi yang tampak berbahaya atau yang mempermalukan anak di depan orang lain bisa berdampak serius pada perkembangan psikologis mereka. Trauma ini dapat menyebabkan anak mengalami mimpi buruk, kecemasan, atau bahkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dalam kasus yang ekstrem.

4. Merusak Hubungan dengan Orang Tua

Ketika anak merasa diejek atau dipermainkan dengan cara yang menyakitkan, hubungan mereka dengan orang tua atau pengasuh bisa terganggu. Alih-alih merasa dekat dan dicintai, anak mungkin merasa diabaikan atau tidak dipahami. Ini dapat mengganggu ikatan emosional antara anak dan orang tua, yang seharusnya didasarkan pada kepercayaan dan kasih sayang.

5. Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak

Anak-anak yang sering dipermainkan atau diejek mungkin mulai meniru perilaku tersebut terhadap teman-temannya. Mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami batas antara humor dan kekejaman, dan ini bisa mengakibatkan perilaku agresif atau tidak sensitif dalam interaksi sosial mereka.

6. Menurunkan Rasa Percaya Diri

Jika prank yang dilakukan melibatkan penghinaan atau mempermalukan anak, hal ini dapat merusak harga diri mereka. Anak-anak mungkin mulai meragukan kemampuan atau nilai diri mereka, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan kepercayaan diri mereka di masa mendatang.

Meskipun lelucon ringan dan candaan bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk berinteraksi dengan anak, penting untuk selalu mempertimbangkan dampaknya terhadap perasaan dan kesejahteraan mereka.

Nah, daripada mengeprank anak hingga menangis, cobalah untuk menciptakan momen-momen bahagia yang membangun kepercayaan dan kebahagiaan, bukan ketakutan atau kesedihan. Mengutamakan empati dan perhatian pada perasaan anak adalah kunci dalam menjaga hubungan yang sehat dan positif. Setuju, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: