BerandaHits
Jumat, 5 Sep 2024 09:37

Jejak-Jejak Kejujuran Faisal Basri

Ekonom senior terkemuka Faisal Basri meninggal dunia hari ini, Kamis (5/9/2024). (X/Arie_Kriting)

Ekonom senior Faisal Basri berpulang pada usia 65 tahun hari ini, Kamis (5/9/2024). Dia dikabarkan menghembuskan napas terakhir usai menderita penyakit jantung.

Inibaru.id – Indonesia berduka, ekonom terkemuka Faisal Basri meninggal dunia pada hari ini, Kamis (5/9/2024) pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta. Menurut keterangan, ekonomi senior dari Institute for Development of Economic & Finance (INDEF) Dradjad Wibowo, Faisal menderita serangan jantung sebelum tutup usia di usia 65 tahun.

Ekonom INDEF lainyna, Eko Listyanto mengonformasi Faisal sudah sakit sejak Senin, (2/9) lalu.

“Sudah saya konfirmasi ke anak. Katanya beliau sakit sejak Senin,” ucap Eko sebagaimana dinukil dari Cnnindonesia, Kamis (5/9).

Nama Faisal Basri cukup terkenal di media sosial karena kerap menyuarakan kritik keras pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga kerap diundang ke berbagai acara baik itu di televisi ataupun diskusi off air untuk membahas kebijakan politik dan ekonomi pemerintahan. Bisa dikatakan, Faisal cukup konsisten menyuarakan kritikan, khususnya dalam hal utang negara yang terus meningkat dan program hilirisasi yang nggak tepat sasaran.

Lahir dari keluarga yang punya privilege di dunia politik karena merupakan keponakan dari mantan Wakil Presiden Adam Malik, Faisal mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada 1985. Nggak puas jadi sarjana S1 Faisal melanjutkan pendidikannya di Vanderbilt University, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Arts di sektor ekonomi tiga tahun kemudian.

Faisal Basri dikenal sebagai tokoh yang jujur dan kerap menyuarakan kritik atas kebijakan yang tidak tepat. (X/ilhamkhoiri)

Prestasinya di bidang akademik yang nggak main-main membuatnya didapuk jadi pengajar di Fakultas Ekonomi UI nggak lama kemudian. Dia juga diangkat jadi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas pada periode 1999-2003.

Bersama dengan sejumlah ekonom berpengaruh di Indonesia, Faisal mendirikan INDEF pada 1995. Pada 2000, dia juga diminta masuk dalam Tim Asistensi Ekuin Presiden RI yang kala itu dijabat Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada 2011, Faisal Basri sempat maju dalam Pilkada DKI dengan menggandeng Biem Benyamin, putra dari seniman Benyamin Sueb lewat jalur independen. Sayangnya, dia hanya mendapatkan 215.935 suara alias nggak sampai 5 persen suara dan kalah di putaran pertama. Yang kemudian jadi Gubernur DKI kala itu adalah Jokowi yang berpasangan dengan Ahok.

Tatkala Presiden Joko Widodo mulai menjabat sebagai presiden pada 2014, Faisal dilibatkan sebagai Ketua tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) yang ditunjuk oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Selama enam bulan melakukan kajian di sektor migas Tanah Air, tim tersebut mampu menemukan mafia migas di anak perusahaan Pertamina, Petral dan memberikan sejumlah rekomendasi. Dari rekomendasi itulah, Petral kemudian dibubarkan.

Rekam jejak Faisal Basri yang terus berpegang teguh pada nilai-nilai kejujuran membuatnya cukup disegani hingga sekarang. Kritik-kritiknya terhadap berbagai kebijakan pemerintah juga nggak asal cuap karena selalu berasal dari data-data yang jelas dan kerap dia jabarkan dalam diskusi atau akun media sosialnya. Indonesia telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT