BerandaTechno
Jumat, 19 Jul 2018 13:06

Singgung Kasus Holokaus, Wawancara Mark Zukerberg Timbulkan Kontroversi

Mark Zuckerberg. (Recode.net)

Mark Zuckerberg kembali jadi kontroversi setelah mengangkat topik Holokaus dalam wawancaranya bersama media Recode. Begini ulasannya.

Inibaru.id – CEO Facebook Mark Zuckerberg kembali tersandung kontroversi saat menjalani wawancara bersama jurnalis Kara Swisher untuk media Recode pada Rabu (18/7/2018). Saat itu, Swisher mengundang Zuckerberg untuk membahas konten-konten apa sajakah yang akan dihapus media sosial yang berpusat di Silicon Valley, California, Amerika Serikat tersebut.

Dalam wawancara itu, Zuckerberg mengatakan pihaknya akan menghapus konten berisi ujaran kebencian, terutama di negara-negara seperti Myanmar dan Sri Lanka yang dikhawatirkan konten-konten itu memiliki konsekuensi yang menakutkan.

Sebelum ini, Facebook dianggap bertanggung jawab karena nggak memperketat kontennya dengan membiarkan tersebarnya berita nggak benar tentang pembunuhan satu keluarga muslim yang diduga dilakukan kelompok ekstremis Budha di Srilanka. Namun, faktanya satu keluarga tersebut meninggal akibat kecelakaan, seperti ditulis Nytimes.com (21/4).

Di sisi lain, Zuckerberg juga memperbolehkan konten dari situs-situs konspirasi untuk berdistribusi di Facebook.

“Prinsipnya adalah kami akan menghapus konten-konten yang mengakibatkan kerugian, termasuk kerugian fisik, atau kalau Anda menyerang seseorang. Konten seperti itu tidak seharusnya berada di tempat kami (Facebook),” ujarnya.

Swisher kemudian mengumpamakan peristiwa penembakan yang terjadi di Sekolah Dasar Sandy Hook pada 12 Desember 2014 silam adalah berita palsu yang tersebar di Facebook. Menanggapi perumpaan ini, Zuckerberg lantas menjawab, “Saya juga memikirkan bagaimana perasaan seorang korban penembakan Sandy Hook yang dikatai, ‘Hei, itu tidak terjadi, kau pembohong’. Itu mengusik dan kami akan menyelesaikannya.”

Selesai mengucapkan kalimat ini, Zuckerberg langsung mengaitkan kasus tersebut dengan Holokaus. Sebagai informasi, kasus Holokaus adalah kasus persekusi dan pembantaian sekitar enam juta orang Yahudi di Eropa yang dilakukan secara sistematis dan birokratis selama Perang Dunia II. Konon, rezim Nazi Jerman adalah dalang dari kasus tersebut seperti ditulis laman Ushmm.org.

“Saya seorang Yahudi dan ada sejumlah orang yang menyangkal peristiwa Holokaus terjadi. Saya merasa itu sangat menyerang. Tapi kemudian saya tidak yakin media kami harus menghapus itu karena ada banyak hal berbeda yang membuat orang-orang salah memahaminya. Saya rasa mereka dengan sengaja salah paham,” kata suami Priscilla Chan itu.

Lebih lanjut, Zuckerberg merasa tidak tepat bagi Facebook untuk menghapus setiap konten yang salah setiap saat. Kendati nggak menghapusnya, Zuckerberg mengatakan pihaknya akan membenamkan konten itu dan menimpanya dengan konten-konten lain agar hanya sedikit yang melihatnya.

Beberapa jam setelah wawancara tersebut, Zuckerberg diketahui mengirim surat elektronik (surel) untuk mengklarifikasi pernyataannya.

"Saya menyukai percakapan kita kemarin, tapi ada satu hal yang harus saya jelaskan. Saya pribadi menemukan penyangkalan kasus Holokaus yang sangat menyinggung. Jadi, saya tidak benar-benar bermaksud membela niat orang yang menyangkalnya," tulis Zuckerberg dalam surel tersebut.

Sayang, wawancara itu telanjur menjadi viral dan mendapat komentar dari sejumlah pihak termasuk Kepala Anti-Defamation League Jonathan Greenblatt.

“Facebook seharusnya punya kewajiban etis dan moral untuk tidak memperbolehkan penyebaran ini,” ujarnya.

Duh duh! Kalau menurutmu bagaimana, Millens? (IB15/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: