BerandaPasar
Minggu, 21 Okt 2017 23:50

Harga Karet Mentok, Petani Utang ke Tauke

Petani Karet (riaupos/jpg)

Harga karet jatuh, petani penyadap karet cari kayu bakar atau utang ke tauke untuk mencukup kebutuhan hidup.

Inibaru.id - Para petani karet di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, mulai kelimpungan menghadapi anjloknya harga karet. Pasalnya, harga getah karet di tingkat petani mentok dalam kisaran Rp 6.700 - Rp7.000 per kilogram.

Mereka berharap, pada musim sekarang ini harga komoditas ekspor tersebut bertahan di angka Rp 8.000/kilogram.

Diberitakan JPNN.com (21/10/2017), tak hanya di Sijunjung, petani di tempat lain juga mengeluhkan hal serupa. Di Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, harga getah karet yang diproduksi petani setempat umumnya bertengger dalam kisaran Rp 6.700 per kilogram. Harga paling tinggi sejumlah Rp 7000/kilogram. Di tempat itu, sistem panen dilakukan setiap empat hari, bergantung atas cuaca atau kondisi alam.

Hendri (37), seorang petani Nagari Muaro Bodi, menyebutkan, kondisi harga sedemikian rendah tersebut sudah berlangsung semenjak dua pekan terakhir.

Baca juga:
Jumlah Start-up Baru Indonesia Anjlok Hingga 23 Persen
Pesona Topeng Bulu ala Indian dari Blitar pada IQE Ke-5

Padahal pada musim Lebaran Haji bulan September lalu harga getah karet masih bertahan dalam kisaran Rp 8000/kilogram. Mereka berharap, harga komoditas unggulan Negeri Lansek Manih ini dapat kembali naik.

“Hasil penjualan karet saat ini bahkan tak mampu menutupi biaya hidup sehari-hari, maka warga terpaksa harus berutang ke tauke,” katanya.

Senada dengan Hendri, Yanuar (47), warga Pulasan, Kecamatan Tanjung Gadang, juga mengeluhkan harga karet di tingkat petani yang menurutnya tak wajar, yakni dalam kisaran Rp7.000 per kilogram.

Menurutnya, dalam kondisi ekonomi sekarang idealnya harga karet adalah Rp 10.000 per kilogram. Dengan begitu tiap hektare lahan barulah dapat menutupi kebutuhan hidup keluarga para petani.

Tak termungkiri untuk menutupi biaya hidup keluarga, ada petani karet yang setiap sepulang menyadap karet (siang hari), dia mencari kayu bakar untuk selanjutnya dijual ke kedai nasi atau rumah makan. Kayu bakar itu dijual per ikat seharga Rp 6000.

“Kita harus cari pendapatan sampingan untuk menutupi biaya hidup,” ujar seorang petani.

Baca juga:
Menko Darmin Pastikan Indonesia Swasembada Beras Tahun Ini
Perdagangan RI Terganggu bila AS dan Korut Jadi Perang

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Perindag) dan Koperasi Kabupaten Sijunjung, M Yasri turut ptihatin atas melesunya harga karet di Kabupaten Sijunjung. Pihaknya berjanji dalam waktu dekat akan mencoba duduk bersama dengan pihak-pihak terkait, hingga standar harga dapat terkendali.

“Pemerintah Daerah pada prinsipnya juga terus berusaha untuk mempertahankan stabilitas harga karet,” tandas M Yasri.

Dia menambahkan, produksi karet Kabupaten Sijunjung saat ini mencapai lebih 63.000 ton per tahun, dengan luas lahan perkebunan yang dikelola secara intensif seluas 5.123 hektare, atau 1,5 persen dari luas kabupaten. Karet Sijunjung tercatat komoditas karet terbaik secara nasional. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: