Inibaru.id – Pulang jalan-jalan ke Dataran Tinggi Dieng dan kebingungan mencari suvenir apa yang cocok untuk dibawa pulang? Jangan, dong! Suvenir ini mungkin bisa kamu jadikan alternatif, yakni Batik Wayang Kayu!
Yap, kerajinan yang terbuat dari kayu pilihan tersebut merupakan salah satu produk lokal yang kini mulai banyak diburu wisatawan di kompleks wisata yang membentang dari Kabupaten Wonosobo hingga Banjarnegara, bahkan Kabupaten Batang di sisi utara itu.
Batik Wayang Kayu, cenderamata khas dari Dieng. (Instagram/@diengcraft)
Ditilik dari motif dan bentuknya, wayang kayu ini sejatinya tidaklah berbeda jauh dengan kebanyakan wayang. Yang membedakan adalah karena wayang Dieng ini berbahan kayu cemeti. Di Dieng, pohon cemeti banyak tumbuh di sekitar Danau Sembungan berada di ketinggian 2.300 mdpl.
Bagi masyarakat Jawa, cemeti merupakan salah satu kayu yang dikeramatkan. Konon, kayu berserat halus tersebut memiliki aura magis. Dalam kesenian lokal, kayu itu juga acap digunakan dalam kesenian kuda lumping Ebeg.
(Baca Juga: Perjalanan ke Dieng dari Alun-Alun Wonosobo, Menepilah Sejenak di Telaga Menjer)
Namun, lepas dari unsur magisnya, serat halus pada cemeti juga memudahkan pengrajin untuk menggambar dan membatik di atasnya.
Gunungan menjadi salah satu bentuk terlaris dari produk Batik Wayang Kayu khas Dieng. (instagram/@diengcraft)
Seperti Membatik Biasa
Proses membatik di atas kayu cemeti tidaklah terlalu rumit, bahkan tak jauh berbeda dengan membatik di atas kain. Kayu cemeti yang sudah dipotong dan dihaluskan tinggal digambari pola, lalu dibatik menggunakan canting.
Harganya? Masuk akal, kok! Yeah, tinggal sesuaikan saja isi di dalam dompet dengan besar-kecil ukuran suvenir yang mau kamu beli. Ehm, jangan terbalik, ya! Lihat isi dompet dulu, baru cari suvenir yang masuk bujetmu! He-he.
(Baca Juga: Keindahan Alam Berselimut Kabut di Desa Wisata Dieng Kulon)
Mau besar atau kecil, suvenir ini tetap menarik, kok, Millens! Yakinlah, buah tangan ini nggak bakal malu-maluin, bahkan untuk dikasih ke calon mertuamu sekalipun. Eh, kamu juga bisa sekalian cerita bahwa suvenir itu juga kamu beli untuk upaya nguri-uri budaya lokal di Dieng. Nah! (IB23/E03)