BerandaPasar Kreatif
Minggu, 20 Agu 2022 10:09

Kamu Bisa Transaksi Pakai QRIS di Pasar Tradisional Kendal

Transaksi jual beli di pasar tradisional bisa dengan QRIS. (Media Indonesia/Antara/Nyoman Hendra)

Berkat kemajuan teknologi, kini kamu bisa melakukan transaksi di pasar tradisional dengan uang digital. Salah satu contohnya bisa kamu jumpai di Pasar Boja, Kendal. Di sana kamu bisa membeli barang dengan QRIS.

Inibaru.id – Siapa bilang transaksi di pasar tradisonal nggak bisa dilakukan dengan uang digital? Kenyataannya, kamu sudah bisa melakukannya di Pasar Boja, Kendal, Millens. Pada Jumat (19/8/2022) pasar tersebut ada kegiatan Grebeg QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

Menurut Wikipedia, QRIS adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia.

Kegiatan yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah ini bertujuan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait kemudahan pembayaran digital.

“Saat ini kaum milenial nggak bisa lepas dari ponsel. Dengan adanya QRIS, mereka bisa berbelanja, termasuk di pasar tradisional dengan uang digital. Nggak bawa dompet nggak apa-apa,” ujar Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SP PUR) BI Jateng, Darmawan Tohap, Jumat (19/8).

Menurut keterangan Kepala Pasar Boja Khoeriyatun, 25 persen dari total seribu pedagang di Pasar Boja sudah melayani pembayaran dengan QRIS. Pasar ini adalah satu dari 10 pasar tradisional di Jawa Tengah yang sudah mengimplementasikan aplikasi transaksi digital.

Mendapatkan Sambutan Baik

Transaksi jual beli di Pasar Boja, Kendal. (Tribun Jateng/Idayatul Rohmah)

Grebeg QRIS yang digelar di Pasar Boja, Kendal mendapatkan sambutan baik oleh para pedagang dan pengunjung. Terlihat sejumlah ibu-ibu dan pemuda mulai menggunakan QRIS untuk melakukan transaksi jual beli. Salah satunya adalah Faalia Rahmawati. Dia menyebut QRIS memudahkannya berbelanja.

“Dengan QRIS kita nggak pusing bawa uang. Kita juga nggak peru khawatir dengan uang palsu,” jelas perempuan berusia 38 tahun dari Campurejo, Boja, tersebut.

Pemerintah Kabupaten Kendal juga sangat mengapresiasi kegiatan Grebeg QRIS ini. Menurut Nur Dewi Afiyanah dari Pembinaan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Disdakop UKM Kabupaten Kendal, pihaknya bakal semakin mendorong penggunaan QRIS di 13 pasar tradisional yang mewadahi lebih dari 11 ribu pedagang di kabupaten tersebut.

“Kami berterima kasih dengan adanya grebeg QRIS ini. Sesuai dengan Perda Nomor 9 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pasar Rakyat Milik Kabupaten, ada penerapan digitalisasi pasar, baik itu dalam hal pemasaran atau pembayaran. Kami harapkan, ke depannya nanti 50 persen transaksinya non-tunai. Sekarang masih sekitar 20 persen, jadi kami bakal terus melakukan sosialisasi,” ujar Nur.

Menarik juga ya kalau transaksi di pasar tradisional bisa menggunakan QRIS? Tapi, benarkah kemudahan ini juga bisa diterima masyarakat berusia lanjut yang ada di pasar? Ya, semoga selalu ada solusi untuk permasalahan ini! (Tri/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024