BerandaPasar Kreatif
Rabu, 1 Jul 2025 09:01

Festival Memedi Sawah di Sleman, Kala Hantu Pengusir Burung Jadi Karya Seni Bernilai

Festival Memedi Sawah di Pakembinangun, Pakem, Sleman, DIY. (IG/Noraseptiarini)

Setidaknya, 50 memedi sawah alias orang-orangan pengusir burung tradisional bakal dipajang selama satu bulan di Festival Memedi Sawah yng digelar di Pakembinangun, Pakem, Sleman, DIY.

Inibaru.id – Ada yang unik dan menarik di tengah hamparan sawah yang ada di Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Sleman, DIY, pada penghujung Juni 2025. Sosok-sosok tinggi menjulang dengan wajah lucu, menyeramkan, hingga penuh pesan moral tampak berdiri berjajar, seolah menjaga ladang dari gangguan burung.

Mereka adalah memedi sawah, boneka pengusir burung tradisional yang kini mendapat panggung khusus dalam Festival Memedi Sawah.

Digagas oleh Yayasan Kalimasada, festival ini untuk kali pertama digelar dengan semarak pada tahun ini. Nggak main-main, ada 50 memedi sawah yang dipamerkan sekaligus dilombakan dalam festival tersebut. Bahkan, memedi-memedi tersebut rencananya akan terus berdiri selama sebulan penuh!

Jika festival ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat lokal ataupun wisatawan, ada kemungkinan bakal dijadikan gelaran tahunan, Millens.

Artha Pararta Dharma, pendiri yayasan sekaligus penggagas festival, mengatakan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah menghidupkan kembali kebudayaan lokal yang nyaris terlupakan.

“Memedi sawah ini bagian dari identitas kita. Sayangnya sekarang makin jarang terlihat di sawah-sawah. Padahal, mereka bukan cuma fungsional, tapi juga sarat nilai seni dan filosofi,” ungkap Artha sebagaimana dinukil dari Radarjogja Minggu (29/6/2025).

Salah satu memedi sawah yang dipamerkan di festival ini. (IG/Noraseptiarini)

Yang menarik, semua memedi dibuat dari barang-barang bekas. Plastik, botol, tali rafia, bahkan potongan kayu tua disulap jadi karya seni penuh karakter. Tema yang diangkat pun tak melulu soal pertanian. Sebagai contoh, ada memedi yang membawa pesan sosial tentang Palestina, ada pula yang memadukan memedi dengan kincir angin, atau menggambarkan aparat keamanan.

“Bisa dibilang ini seni kolase. Barang bekas ternyata punya potensi estetika dan ekonomi,” tambah Artha.

Pesertanya datang dari berbagai daerah di DIY dan lintas usia, dari anak lima tahun sampai seniman senior berusia 62 tahun. Menariknya, banyak di antara peserta yang berasal dari kalangan ekonomi bawah seperti pengemudi ojek daring atau buruh harian.

“Lewat festival ini, kami ingin membuka ruang baru bagi para seniman akar rumput untuk unjuk gigi. Kalau ada yang berminat membeli, memedi ini juga bisa dijual,” ujar Artha.

Festival ini pun mendapat apresiasi langsung dari Bupati Sleman Harda Kiswaya. Ia menyatakan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pelestarian budaya lokal.

“Saya senang kalau ada komunitas yang benar-benar menjaga kebudayaan. Apalagi yang mengangkat potensi lokal menjadi daya tarik wisata seperti ini,” tutur Harda.

Tak hanya menyuguhkan kreativitas visual, Festival Memedi Sawah juga menjadi wadah edukasi seni dan peluang ekonomi kreatif. Nah, mengingat memedinya masih akan berdiri hingga beberapa pekan ke depan, nggak ada salahnya yuk kita menyambangi festival ini, Millens? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: