BerandaPasar Kreatif
Jumat, 27 Sep 2018 08:00

Nggak Perlu Ragu Jalani Profesi sebagai Seorang Petani

Bisnis sebagai petani modern sangat terbuka untuk mendatangkan penghasilan. Selain sayuran, kamu juga bisa berbisnis tanaman hias. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Petani nggak hanya sosok yang pergi ke sawah setiap pagi dengan caping di kepala dan cangkul di bahu, karena selain berproduksi, "petani modern" juga merupakan enterpreneur sekaligus sosialpreneur yang bisa memiliki penghasilan lumayan.

Inibaru.id – Pegiat natural farming asal Jepang Masanobu Fukuoka pernah menulis, "Bukan teknik bertanam yang jadi faktor paling penting, melainkan pikiran petaninya." Seorang petani memang seharusnya nggak hanya berpikir produksi padi dan tanaman lain, karena profesi itu "merentang" dari proses produksi hingga pemasaran.

Jadi, kalau kamu berpikir petani hanyalah sosok yang pergi ke sawah memanggul cangkul dan memakai caping, cobalah ubah persepsimu! Petani masa kini bisa saja "berdasi", karena mereka juga merupakan enterpreneur yang mungkin aktif berbisnis produk-produk pertanian. Mereka mengklaim diri sebagai para petani modern.

Sebagai petani modern, mereka nggak hanya memikirkan gimana menanam lalu menjual produk pertanian. Para petani tersebut juga berpikir gimana bisa meningkatkan hasil dan harga produk pertanian. Hm, tertarik mencobanya, Millens?

Edi Gunawan, inisiator Yayasan Bhumi Horta, sebuah organisasi non-profit asal Semarang yang bergerak di bidang urban farming, mengatakan, petani harus bisa mengubah cara penjualan mereka. Menurutnya, ini dilakukan untuk meningkatkan hasil penjualan petani.

“Kita misalnya bukan menjual hasil sayur, melainkan menjual tanamannya. Itu, kan, lebih mahal juga,” tutur Edi kepada Inibaru.id belum lama ini.

Petani Urban

Gerakan urban farming melandasi kian banyaknya petani modern di Indonesia. Gerakan itu memang memungkinkan kaum urban menciptakan kebun di rumah mereka. Para "petani urban" itu umumnya mencari benih, bibit, media tanam, dan peralatan lain, via daring.

Keberadaan petani modern itu juga mengubah persepsi. Produk pertanian yang semula hanya berkutat pada pemenuhan kebutuhan perut mulai bergeser. Yap, selain bikin kenyang, produk tersebut juga harus memenuhi kandungan gizi dan aman bagi tubuh. Maka, muncullah istilah pertanian organik.

M Arif Rohman Hakim, penggagas Ayo Nandur, sebuah sociopreneur yang bergerak di bidang edukasi pertanian, menuturkan, pertanian modern bisa dikembangkan ke arah produksi pangan organik.

“Kita bisa menggalakkan pertanian organik dan memproduksi pangan organik kepada masyarakat,” tuturnya.

Sosok Sosiopreneur

Selain menjadi seorang enterpreneur, sosok petani modern juga sebaiknya bisa menjadi sosok sociopreneur, yakni pelaku wirausaha yang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Arif menuturkan, petani modern harus mengedukasi masyarakat, misalnya dengan memberikan pelatihan mengenai berkebunseperti yang dilakukan Ayo Nandur.

Berbisnis menjadi petani modern. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Arif menambahkan, untuk meningkatkan minat bertani masyarakat, Ayo Nandur memang berkreasi dalam banyak hal, salah satunya dengan mengemas benih-benih tanaman secara kreatif dan millenials banget. Produk itu diberi nama Kebun Cilik.

Kebun Cilik merupakan paket berkebun yang dibuat untuk memberi edukasi masyarakat cara mudah bercocok tanam.

"Dalam kemasan Kebun Cilik, pembeli bakal mendapatkan benih, media tanam, dan polybag, lengkap dengan petunjuk penanamannya," ujar Arif.

Saat ini Kebun Cilik telah tersedia dalam sejumlah paket berkebun, di antaranya berkebun jagung manis, selada hijau, pakchoy, terung hijau, cabai, dan tomat. Wah, asyik, nih, buat petani pemula!

Wah, menjadi petani modern sepertinya menarik! Jadi, buat kamu yang suka menanam atau tertarik dunia pertanian tapi takut dengan prospek profesi tersebut, silakan tepis pikiran itu. Jadilah petani modern yang bermanfaat bagi orang lain, sekaligus memberi manfaat bagi diri sendiri. Gas, kuy! (Ayu S Irawati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: