BerandaPasar Kreatif
Kamis, 17 Jul 2019 15:17

Yang Tersisa dari Kain Batik Siwarak, Suvenir Khas Goa Kreo Semarang

Berbagai motif batik siwarak yang siap kamu pinang. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Berkunjung ke Goa Kreo di Semarang, kamu mungkin bisa menjadikan batik khas Dusun Siwarak sebagai suvenir untuk dibawa pulang. Kain batik Siwarak namanya. Seperti apa?

Inibaru.id - Apa yang melekat di benak kalian saat berkunjung ke Goa Kreo di Semarang selain ratusan monyet jinak yang kalian temui? Jika hanya itu, kalian perlu mampir di Dusun Siwarak, RT 05 RW 02, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati. Di sanalah Batik Siwarak diproduksi.

Meski belum terlalu kondang, batik dengan motif semarangan yang satu ini layak untuk kamu pinang. Selembar kain batik di sana dipatok dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 750 ribu. Batik dengan harga termahal adalah batik tulis dengan waktu pembuatan hingga tiga minggu lamanya. Wah!

Selain motif khas Dusun Siwarak, berbagai motif Semarangan yang lain juga turut dijual disini lo. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Untuk selembar batik tulis, harga segitu tidaklah mahal. Mengoleksi batik ini juga bakal menjadi kepuasan tersendiri karena motifnya yang cukup eksklusif dan langka

Beberapa motif batik yang bisa kamu pilih di antaranya motif godong telo (daun ketela), kera kecil, dan kera besar, yang memang lekat dengan Dusun Siwarak. Selain itu, motif khas semarangan juga tersedia, seperti motif blekok dan asem-asem.

Sempat Dijual Murah

Aenin Hayati, produsen batik Siwarak, mengaku mulai memproduksi batik pada 2012. Bersama puluhan ibu yang tergabung dalam Pokdarwis Dusun Siwarak yang tingggal di sekitar komplek rumahnya, Anin memulai usaha ini dari nol.

"Dulu dijual Rp 30 ribu (per lembar) karena belum terlalu bagus," kenang perempuan 40 tahun itu mengungkapkan tantangan terbesar yang dihadapinya saat memulai usaha.

Usaha menghidupkan batik Siwarak itu juga punya terang redup yang nggak bisa diprediksi. Anin mengatakan, dia memutuskan untuk mengelola dan mendanai usaha itu secara pribadi.

“Untuk selembar kain batik cap saya mengupah Rp 10 ribu,” kata Anin.

Baca Juga:
Yang Tersisa dari Kain Batik Siwarak, Suvenir Khas Goa Kreo Semarang
Kreatif Maksimal! Warga Desa Kandri Manfaatkan Halaman Belakang Jadi Spot Foto Keren

Menurut dia, motif yang saat ini paling disukai pembeli adalah batik godong telo. Harganya yang cukup terjangkau membuat orang meminati batik dengan warna dasar biru tersebut.

"Harganya cuma Rp 150 ribu," terangnya, promosi.

Libur Produksi

Selain kain, Anin juga memjual baju jadi. Sayang, saat ini dia meliburkan produksi batiknya. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kendati masih sering dicari pembeli, saat ini Anin memutuskan untuk menghentikan produksi karena nggak ada pegawai yang membantunya.

“Saya habisin stok dulu sambil cari orang lagi,” ungkap perempuan yang juga sering disapa Eni tersebut.

Yap, di ruang tamunya yang sekaligus jadi toko, nggak banyak lagi kain batik yang tersisa. Hanya tinggal beberapa saja. Sisanya adalah pakaian jadi seperti kemeja atau  blazer.

Baca Juga:
Dari Serah Terima Gayung hingga Makan Bersama, Prosesi Panjang Nyadran Kali Desa Kandri
Nyadran Kali dan Rasa Syukur Warga Desa Kandri Atas Air yang Melimpah Setiap Hari

Tertarik menambah koleksi batikmu? Silakan mampir langsung ke kediaman Anin. Rumahnya cukup jauh dari jalan besar. Maka, begitu masuk Dusun Siwarak, ada baiknya kamu bertanya ke warga setempat. Di sana, Anin lebih akrab disapa Eni.

Yuk, terus dukung batik lokal berproduksi agar nggak punah dan roda ekonomi warga setempat terus berputar. Selamat berbelanja! (Zulfa Anisah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: