Inibaru.id - Apa yang melekat di benak kalian saat berkunjung ke Goa Kreo di Semarang selain ratusan monyet jinak yang kalian temui? Jika hanya itu, kalian perlu mampir di Dusun Siwarak, RT 05 RW 02, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati. Di sanalah Batik Siwarak diproduksi.
Meski belum terlalu kondang, batik dengan motif semarangan yang satu ini layak untuk kamu pinang. Selembar kain batik di sana dipatok dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 750 ribu. Batik dengan harga termahal adalah batik tulis dengan waktu pembuatan hingga tiga minggu lamanya. Wah!
Selain motif khas Dusun Siwarak, berbagai motif Semarangan yang lain juga turut dijual disini lo. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)
Untuk selembar batik tulis, harga segitu tidaklah mahal. Mengoleksi batik ini juga bakal menjadi kepuasan tersendiri karena motifnya yang cukup eksklusif dan langka
Beberapa motif batik yang bisa kamu pilih di antaranya motif godong telo (daun ketela), kera kecil, dan kera besar, yang memang lekat dengan Dusun Siwarak. Selain itu, motif khas semarangan juga tersedia, seperti motif blekok dan asem-asem.
Sempat Dijual Murah
Aenin Hayati, produsen batik Siwarak, mengaku mulai memproduksi batik pada 2012. Bersama puluhan ibu yang tergabung dalam Pokdarwis Dusun Siwarak yang tingggal di sekitar komplek rumahnya, Anin memulai usaha ini dari nol.
"Dulu dijual Rp 30 ribu (per lembar) karena belum terlalu bagus," kenang perempuan 40 tahun itu mengungkapkan tantangan terbesar yang dihadapinya saat memulai usaha.
Usaha menghidupkan batik Siwarak itu juga punya terang redup yang nggak bisa diprediksi. Anin mengatakan, dia memutuskan untuk mengelola dan mendanai usaha itu secara pribadi.
“Untuk selembar kain batik cap saya mengupah Rp 10 ribu,” kata Anin.
Baca Juga:
Yang Tersisa dari Kain Batik Siwarak, Suvenir Khas Goa Kreo Semarang
Kreatif Maksimal! Warga Desa Kandri Manfaatkan Halaman Belakang Jadi Spot Foto Keren
Menurut dia, motif yang saat ini paling disukai pembeli adalah batik godong telo. Harganya yang cukup terjangkau membuat orang meminati batik dengan warna dasar biru tersebut.
"Harganya cuma Rp 150 ribu," terangnya, promosi.
Libur Produksi
Selain kain, Anin juga memjual baju jadi. Sayang, saat ini dia meliburkan produksi batiknya. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)
Kendati masih sering dicari pembeli, saat ini Anin memutuskan untuk menghentikan produksi karena nggak ada pegawai yang membantunya.
“Saya habisin stok dulu sambil cari orang lagi,” ungkap perempuan yang juga sering disapa Eni tersebut.
Yap, di ruang tamunya yang sekaligus jadi toko, nggak banyak lagi kain batik yang tersisa. Hanya tinggal beberapa saja. Sisanya adalah pakaian jadi seperti kemeja atau blazer.
Baca Juga:
Dari Serah Terima Gayung hingga Makan Bersama, Prosesi Panjang Nyadran Kali Desa Kandri
Nyadran Kali dan Rasa Syukur Warga Desa Kandri Atas Air yang Melimpah Setiap Hari
Tertarik menambah koleksi batikmu? Silakan mampir langsung ke kediaman Anin. Rumahnya cukup jauh dari jalan besar. Maka, begitu masuk Dusun Siwarak, ada baiknya kamu bertanya ke warga setempat. Di sana, Anin lebih akrab disapa Eni.
Yuk, terus dukung batik lokal berproduksi agar nggak punah dan roda ekonomi warga setempat terus berputar. Selamat berbelanja! (Zulfa Anisah/E03)