Inibaru.id - Perjalanan hidup Chrisye diangkat ke layar lebar. Tayang mulai 7 Desember 2017, film Chrisye menceritakan tentang kisah hidup pribadi sang legenda musik Indonesia yang bernama lengkap Chrismansyah Rahadi. Film yang mengajak penonton mengenal Chrisye dari sudut pandang sang istri ini pun menjadi tribut kepada penyanyi dengan karier selama 40 tahun itu.
Ya, meskipun sudah 10 tahun berlalu semenjak kepergiannya, karya sang pemusik Chrisye masih tetap disukai hingga sekarang. Seperti apakah perjalanan kariernya?
Dikenal dengan vokalnya yang halus, Chrisye dilahirkan dari keluarga Tionghoa-Indonesia pada 16 September 1949 di Jakarta. Semenjak kecil, Chrisye telah tertarik dengan dunia musik. Sewaktu duduk di bangku SD, dia mulai mendengarkan piringan hitam milik ayahnya. Dia bernyanyi mengiringi lagu-lagu Bing Crosby, Frank Sinatra, Nat King Cole, dan Dean Martin. Ketertarikannya pada dunia musik pun semakin bertambah saat duduk di bangku SMA, Beatlemania datang ke Indonesia.
Mengutip biografiku.com, karier bermusik Chrisye dimulai saat dirinya pada 1968 bergabung dengan band Sabda Nada. Namun karena Sabda Nada bubar, pada 1969 Chrisye kemudian bergabung dengan band Gipsy sebagai basis sekaligus vokalis. Kala itu, Gipsy menjadi salah satu band dari Jakarta yang cukup disegani dan memiliki peralatan paling mewah pada zamannya.
Bersama Gipsy, dia juga pernah berkolaborasi dengan Guruh Soekarno Putra, membuat sebuah album rekaman. Kolaborasi ini menghasilkan album rock yang sangat luar biasa, Guruh Gipsy. Lewat album tersebut, mereka memadukan unsur-unsur tradisional gamelan Bali dan instrumen konvensional.
Selepas Gipsy bubar, ayah empat anak itu lalu memutuskan untuk bersolo karier pada 1977. Pada tahun itulah, dia memopulerkan lagu "Lilin-Lilin Kecil" karya James F Sundah sekaligus memenangkan Lomba Karya Cipta Lagu Remaja Prambors (LCLR).
Baca juga:
Tino Sidin Tetap Akan Dikenang
Selamat Jalan, Nenek Rocker Indonesia!
Semenjak itu, kariernya pun semakin bersinar. Namanya semakin berkibar di belantika musik Indonesia setelah membuat soundtrack film Badai Pasti Berlalu bersama Jockie Surjoprajogo dan Eros Djarot. Hebatnya lagi, sepanjang era 1980-an hingga memasuki tahun 2000, nama Chrisye nggak pernah tenggelam. Hampir semua album yang dirilisnya selalu digemari dan laku di pasaran. Hebat sekali, bukan?
Berbagai pencapaian dan penghargaan pun banyak diraih suami Damayanti Noor itu. Nggak hanya tingkat nasional saja tapi juga internasional, lo. Di antaranya, klip video lagu "Pergilah Kasih" menjadi klip video pertama Indonesia yang ditayangkan di MTV Hong Kong. Selain itu, klip video "Kala Cinta Menggoda" juga meraih penghargaan di ajang MTV Video Music Award tahun 1998 yang berlangsung di Los Angeles sebagai pemenang "MTV Video Music Award Asia Viewer's Choice Award".
Menukil Wikipedia, Album Sabda Alam dan Aku Cinta Dia diberi sertifikasi emas, dan Hip Hip Hura, Resesi, Metropolitan, dan Sendiri disertifikasi perak. Dia juga menerima tiga BASF Award, yang diadakan pembuat compact cassette BASF sampai pertengahan 1990-an, untuk album paling laris. Pernah menerima BASF Lifetime Achievement Award pada 1994, Chrisye juga menerima penghargaan sebagai Penyanyi Rekaman Terbaik pada 1997. Pada 1998, Album Kala Cinta Menggoda juga menang sembilan AMI, termasuk Album Terbaik. Bahkan pada 2007, setelah dia sudah meninggal, dia menerima penghargaan SCTV Lifetime Achievement Award pertama, yang diterima oleh putrinya Risty.
Nggak hanya sukses sebagai penyanyi pop, Chrisye juga terkenal sebagai penulis lagu andal. Lebih dari 80 lagu dia ciptakan. Beberapa lagu ciptaannya juga sempat menjadi hit. Salah satu lagunya yang berjudul "Lagu Cinta" yang dibawakan oleh Vina Panduwinata bahkan berhasil mendapat penghargaan sebagai lagu terbaik oleh BASF.
Eits, tapi itu belum seberapa lo. Selain di bidang musik, Chrisye juga ternyata punya talenta lain. Dia pernah tercatat bermain dalam beberapa film layar lebar seperti film Seindah Rembulan (1981) dan menjadi bintang tamu di film Gita Cinta dari SMA (1981).
Baca juga:
Benyamin S dan Kebetawian
Benny Panjaitan, Komponis, Gitaris, dan Vokalis Panbers
Sering berkolaborasi dengan banyak pemusik sepanjang perjalanan kariernya, alhasil lagu-lagu yang dinyanyikannya memiliki tema yang variatif. Semasa kariernya, 31 album telah dirilis. Ini termasuk satu dengan Guruh Gipsy, 21 album studio, dan sembilan album kompilasi. Jumlah yang terbilang fantastis.
Tercatat sebagai pemusik terbaik nomor 3 sepanjang masa menurut majalah Rolling Stone Indonesia pada 2011, Chrisye selalu menciptakan karya-karya yang luar biasa, yang dapat diterima oleh semua telinga.
Chrisye telah pergi. Pada 30 Maret 2007, dia meninggal akibat kanker paru-paru. Yang tersisa kini hanyalah kenangan dan lagu-lagunya yang nggak akan lekang oleh waktu. (ALE/SA)