Inibaru.id - Panjaitan Bersaudara (Panbers) saat ini hanya menyisakan Asido. Grup musik legendaris ini ditinggal sang sulung Hans pada 1995 lantaran penyakit jantung. 15 tahun berselang, Doan wafat karena komplikasi dan gagal ginjal. Terakhir, Benny menyusul kakaknya 24 Oktober 2017.
Kematian Benny benar-benar menjadi pukulan berat bagi penggemar Panbers. Belantika musik Tanah Air pun turut berduka dengan kematian pria yang lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 14 September 1948 itu.
Selama menjadi bagian dari Panbers, Benny Panjaitan dikenal sebagai vokalis sekaligus motor penggerak grup band kenamaan Indonesia itu. CNN Indonesia, Selasa (24/10/2017) bahkan mengatakan sosok kalem ini sebagai John Lennon-nya Panbers.
Baca juga:
Ria Papermoon: Buatlah Bulanmu Sendiri
Selamat Jalan, Nenek Rocker Indonesia!
Selain menyanyi, sosok bernama lengkap Porbenget Mimbar Mual Hamonangan Panjaitan ini juga piawai memainkan gitar. Lebih dari itu, ia juga merangkap sebagai pengarang lagu.
Peran Benny di Panbers memang sangat vital. Sebagian besar lagu yang dinyanyikan Panbers adalah ciptaannya. Ia tak ubahnya John Lennon di The Beatles, Freddy Mercury di Queen, Mick Jagger di Rolling Stones, Achmad Albar di God Bless, atau Rhoma Irama di Soneta Group.
Panbers atau Panjaitan Bersaudara adalah kelompok musik asal Surabaya yang moncer sekitar 1970-an. Benny bersama ketiga saudaranya, yakni Hans Panjaitan (gitar), Doan Panjaitan (bas, kibor), dan Asido Panjaitan (drum) mendirikan Panbers pada 1969. Dari Surabaya mereka pindah ke Jakarta untuk mencari peruntungan.
Dalam perkembangannya, formasi Panbers berubah dan bertambah. Maxi Pandelaki (bas), Hans Noya (lead guitar), dan Hendri Lamiri (biola) adalah tiga sosok yang turut menjadi bagian dari Panbers. Namun begitu, Benny tetaplah menjadi sang pemimpin.
Baca juga:
Benyamin S dan Kebetawian
Eka Kurniawan, Pernah Ditolak di Novel Pertamanya
Kali pertama Benny menciptakan lagu adalah sekitar awal 1970-an. Waktu itu dia berpikir, tanpa menciptakan lagu, ia tak akan menjadi sesuatu. Ia lalu menciptakan “Awal dan Cinta”. Nah, dari situlah Panbers mulai terkenal.
Panbers bahkan bisa sejajar dengan Koes Plus, band idaman Benny, pada penjualan album perdananya. Panbers pun sukses besar. Mereka bahkan dinobatkan sebagai salah satu band paling berpengaruh di Indonesia pada masanya.
Namun, kini penyanyi legendaris itu telah pergi. Bertempat di Ciledug, Tangerang, Banten, ia mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 09.50 Wib. Yang tersisa dari Benny kini hanyalah lagu-lagunya yang tak akan lekang sepanjang masa. (GIL/SA)