BerandaKulinary
Kamis, 2 Okt 2019 19:53

Tongseng Emprit dan Kelelawar, Kuliner Ekstrem dengan Rasa yang Enak di Yogyakarta

Tongseng emprit. (Sportourism)

Kamu menikmati kuliner ekstrem? Mungkin kamu perlu ke tempat yang satu ini saat berada di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Inibaru.id – DI Yogyakarta adalah surga bagi kamu yang doyan berwisata kuliner. Mulai dari kue tradisional hingga lauk ekstrem bisa kamu dapatkan di provinsi ini. Di Kabupaten Bantul, tepatnya di Dusun Glondong, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, kamu bisa menjumpai kuliner ekstrem berupa tongseng emprit dan kelelawar.

Dani Iswanto-lah yang memasak makanan-makanan ekstrem ini. Dari luar, warungnya memang tampak sederhana, tapi makanan yang diolahnya menawarkan rasa yang luar biasa.

Saat tongseng emprit disuguhkan, kamu bakal melihat ukuran dagingnya yang kecil. Rasanya empuk karena daging ini sudah melewati proses pengukusan. Selain empuk, bumbunya juga terserap secara sempurna.

Selain tongseng emprit, kuliner yang nggak boleh kamu lewatkan adalah tongseng kelelawar. Sebagian orang mungkin nggak berani menyantap makanan ini karena lebih dulu takut dengan tampilannya.

Meski tampilannya “seram”, rasanya nggak kalah nikmat dibandingkan tongseng emprit, lo. Berani coba? Seporsi tongseng emprit dan tongseng kelelawar dibanderol seharga Rp 16 ribu saja.

Eh, selain kedua jenis hewan itu, Dani juga mengolah daging bajing, landak, dan biawak, lo. Olahan-olahan tersebiut dijual dengan harga sekitar Rp 20 ribu-Rp 30 ribu.

Ckck, memang beneran ekstrem ya. Meski ekstrem, daging hewan-hewan tersebut diyakini mampu menyembuhkan asma, gatal-gatal, hingga diabetes, lo.

Kalau pengin mencicipi aneka kuliner ini, datanglah pada pukul 16.00 WIB. Dani membuka warungnya setiap hari hingga pukul 21.00 WIB. Sebelum meluncur ke sana, cek dulu dompetmu ya. Selamat berwisata kuliner! (IB06/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024