BerandaKulinary
Rabu, 9 Apr 2019 08:08

Sempat Jadi Bahan Cemoohan, Beginilah Sejarah Table Manner!

Table manners dimulai di Prancis. (Debretts)

Table manner menjadi hal yang penting saat menghadiri jamuan makan formal. Dengan sejumlah standar, etika ini mengatur bagaimana seseorang bersikap sopan saat makan. Sebenarnya, dari mana sih etika ini dimulai?

Inibaru.id – Dalam perjamuan, table manner atau etika dan sikap makan amat diperlukan. Dengan menunjukkan etika dan sikap yang baik, ini juga akan menimbulkan kesan yang baik pada orang-orang disekelilingmu.

Nah, table manner kali pertama dilakukan di Prancis pada 1533. Bangsawan Prancis mulai mengenal table manner saat Catherine de’ Medici menikah dengan Raja Henry II.

Sebagai bangsawan Italia, de’ Medici merasa perlu mengubah etika makan Prancis. Para bangsawan Prancis saat itu masih menggunakan tangan yang berminyak untuk memotong daging mereka. De’ Medici mengubah kebiasaan ini dengan menerapkan sejumlah aturan seperti pemakaian serbet, peralatan makan, hingga penataan letaknya.

Kebersihan menjadi hal yang ditekankan table manner. Francesc Eiximenis, seorang teolog dari Spanyol mengatakan, sekalipun ingin bersin, para tamu diharapkan tidak bersin menghadap meja. Serbet untuk makan dilarang pula digunakan untuk itu.

https://dakkakfamily.net/wp-content/uploads/2018/11/Featured-image-10-Dining-Etiquette.jpg

Penggunaan garpu dimulai oleh Ratu Catherine de' Medici dari Florencia. (dakkakfamily.ne)

Pada masa de’ Medici pula, dia berusaha memopulerkan penggunaan garpu. Kendati tidak sedikit yang menganggap penggunaan garpu adalah kekonyolan, de’ Medici meneruskan kebiasaan ini pada putranya, Raja Henry III.

Thomas Coryat, penjelajah dari Inggris juga mengadopsi etika makan Italia yang menggunakan garpu. Ketika pulang ke negerinya, temannya pun mencemooh caranya makan.

Barulah pada sekitar abad ke-18, penggunaan garpu, serbet, dan piring, secara individual berkembang. Kini, kebiasaan de’ Medici dijadikan patokan kesopanan di meja makan.

Wah, wah, kebiasaan memang dibentuk dalam waktu yang lama, ya! Hm, kamu yang sering menghadiri acara formal tentu perlu pula membiasakan diri dengan etika ini. Memang nggak mudah, tapi kalau mau terus belajar tentu nggak sulit, kan? (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024