BerandaKulinary
Senin, 7 Agu 2022 13:12

Kakigori, Es Serut Musim Panas Berumur Ribuan Tahun dari Jepang

Kakigori menjadi salah satu hidangan pencuci mulut pada musim panas yang harus kamu cicipi kalau berkunjung ke Jepang. (The New York Times/An Rong Xu)

Diyakini sudah ada sejak abad ke-11, kakigori hingga kini masih menjadi es serut kegemaran masyarakat Jepang yang biasa dinikmati saat perayaan festival musim panas.

Inibaru.id – Saat Jepang mengalami musim panas seperti sekarang, kamu bisa menemukan orang-orang berpakaian tradisional pada festival musim panas. Pakaian-pakaian tersebut adalah jinbei untuk lelaki dan yukata untuk perempuan. Di tempat itu, sembari menunggu kembang api disulut, kamu bisa mencicipi pelbagai makanan tradisional yang mengugah selera.

Okonomiyaki, yakitori, yakisoba, takoyaki, dan kakigori bakal mudah kamu temukan di yomise (kedai senja) yang berderet di sepanjang jalan. Di antara sajian tradisional nan menggiurkan tersebut, satu menu yang pantang kamu lewatkan adalah kakigori.

Kakigori adalah es serut ber-topping sirup dari Jepang yang belakangan banyak dibahas warganet di media sosial. Konon, dessert tradisional Jepang yang disajikan saat musim panas ini sudah ada sejak abad ke-11 atau era Heian. Hm, sudah lama banget, kan?

Yap, perlu kamu tahu, pada era tersebut, kakigori merupakan salah satu hidangan mahal yang nggak bisa dinikmati semua orang, lo. Selain belum tersedia mesin serut, waktu itu juga nggak ada lemari es. Jadi, es yang mereka dapatkan berasal dari es alami.

Toko Koji Morinishi di Tokyo, Jepang, masih menggunakan es alami untuk membuat kakigori. (Liputan6/AFP Photo/Toshifumi Kitamura)

Bongkahan es didapatkan saat musim dingin, lalu disimpan dalam rumah es berukuran besar. Nah, untuk membuat kakigori, bongkahan es “diserut” menggunakan pisau, lalu diletakkan dalam mangkuk logam hingga menggunung.

Gunungan es serut ini kemudian diguyur cairan manis dari tumbuhan rambat seperti hedera (Ivy) atau hortensia (Hydrangea). Kala itu, hanya kalangan bangsawan yang bisa menikmati kesegaran es serut yang manis ini.

Dinikmati saat Festival Yatai

Kakigori menggunakan es alami di Toko Koji Morinishi di Tokyo, Jepang. (Liputan6/AFP Photo/Toshifumi Kitamura)

Kakigori baru dikonsumsi secara luas pada zaman Meiji, sekitar abad ke-19. Namun, karena harga es balok masih sangat mahal, nggak semua orang mampu membelinya. Barulah ketika Kahe Nakagawa membuka gerai pertamanya pada 1871, harga kakigori bisa lebih miring.

Penemuan mesin serut pada 1930 membuat gerai kakigori kian mudah ditemukan di seluruh penjuru Negeri Sakura. Minuman pelepas dahaga itu banyak disajikan saat perayaan musim panas yang sering disebut Festival Yatai. Selain itu, gerai kakigori juga banyak didirikan di sana, yang buka setiap hari.

Beberapa kedai kakigori yang bisa kamu coba di Tokyo dan sekitarnya antara lain Azuki to Kouri, Italian Kakigori Ricotta, Mamatoko, Neiroya, Himitsudo, Ginza Ginger, Kakigori Ryan, Kohiruan, dan masih banyak lagi. So, kalau ke Jepang, jangan lupa mampir ya!

Berbeda dengan zaman dulu yang penyajiannya begitu rempong, kakigori yang sekarang dibuat dengan cara yang jauh lebih sederhana, tapi kaya cita rasa. Saat ini, sudah nggak banyak yang menyajikan kakigori di mangkuk logam, tapi dalam cawan kaca berukuran kecil laiknya es krim modern.

Kakigori, es serut berusia ribuan tahun yang menjadi salah satu hidangan musim panas paling terkenal di Jepang. (Cheapoguides/Felix Wilson)

Untuk penyajiannya, kakigori umumnya masih berbentuk seperti gunungan es, meski ada juga yang dibikin menyerupai binatang atau bentuk lain. Setali tiga uang, untuk cairan manis sebagai topping, banyak kedai lokal yang mempertahankan sirup asli, kendati ada pula yang menyertakan varian lain seperti matcha, cokelat, atau vanilla.

Duh, menggiurkan banget, ya, Millens? Eh, kakigori juga bisa kamu temukan di Indonesia juga, kok, antara lain di Sumoboo dan Makoro Resto di Jakarta, Takaramono di Tangerang, Kinjo Kakigori di Bali, atau Kedaishi Ramen di Kota Malang.

Meski mungkin nggak bakal senikmat kalau menjajalnya di tengah Festival Yatai di Jepang, beberapa kedai ini bakal lumayan bisa menjadi sedikit pelipur mulutmu, kok. Biar lebih afdol, jangan lupa berkostum yukata atau jinbei dan mengenakan geta sebagai alas kaki ya! Ha-ha. (IB20/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024