Inibaru.id – Susu kini telah menjadi salah satu minuman yang mudah ditemukan di mana saja. Meskipun kamu tinggal di pedesaan, sangat mudah mencari susu kemasan di toko-toko dekat rumah. Hanya, pernahkah kamu terpikir bagaimana sejarah masuknya susu ke Tanah Air?
Masyarakat Nusantara baru mengenal susu di masa penjajahan kolonial Belanda. Bahkan, di masa itu, masyarakat masih nggak akrab dengan susu karena dianggap menjijikkan. Hal ini diungkap oleh dosen Sejarah Universitas Padjadjaran Fadly Rahman.
“Dulu, orang pribumi menganggap susu sebagai darah putih, sama saja dengan darah atau nanah dari dalam tubuh yang menjijikkan. Susu pun dianggap nggak layak dikonsumsi,” ucap Fadly pada Jumat (29/5/2020).
Secara kultur, masyarakat Indonesia lebih mengenal bercocok tanam, bukannya menggembala. Hal ini membuat mereka dulu nggak menganggap susu sebagai bahan pangan. Fokus masyarakat di masa itu hanyalah bercocok tanam. Hal ini sangat berbeda dengan kultur menggembala yang dilakukan masyarakat Asia Tengah serta Eropa.
Masyarakat penggembala akan menggunakan bulu hewan peliharaan sebagai pakaian. Dagingnya dijadikan makanan, dan susu dianggap sebagai minuman. Di Indonesia, hewan seperti kerbau atau sapi lebih dimaksimalkan sebagai pembajak sawah atau transportasi.
Nah, dulu Indonesia dijajah oleh Belanda, negara dengan kultur menggembala yang kuat. Orang-orang Belanda yang datang ke Indonesia pun harus mencari cara agar mereka tetap bisa minum susu meski merantau jauh dari Eropa. Apalagi, kualitas susu yang berasal dari sapi perah Belanda dikenal sangat baik.
Orang-orang Belanda di Nusantara pun mengimpor sapi perah dari negaranya, India, atau Australia pada sekitar abad ke-19 serta 20. Sapi-sapi perah ini dibudidayakan di lokasi dengan cuaca yang cenderung dingin. Salah satu lokasi pertama yang dijadikan peternakan sapi perah adalah Lembang, Bandung.
Awalnya, susu-susu ini hanya diminum bangsa kolonial. Namun, lambat laun, kalangan priyayi atau terpelajar pribumi ikut meniru kebiasaan minum susu tersebut. Mereka juga mulai menyantap produk turunannya seperti keju atau mentega.
Seiring dengan perkembangan zaman, nggak hanya kalangan menengah ke atas yang bisa menikmati susu. Berbagai kalangan juga bisa meminumnya. Apalagi, produksi susu semakin melimpah dan harganya juga semakin terjangkau.
Gimana, Millens, suka minum susu nggak nih? (Kom/IB09/E05)