BerandaKulinary
Sabtu, 31 Jan 2020 06:06

Bukan Pecel! Inilah Sega Pager, Kuliner Klangenan Warga Grobogan

Sega Pager. (Jatengnyamleng)

Mirip pecel, <i>sega pager</i> menjadi salah satu menu kuliner yang harus kamu cicipi saat bertandang ke Grobogan, Jawa Tengah. Gimana ya rasanya?

Inibaru.id - Sega pager, begitulah masyarakat Desa Godong, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menyebutnya. Berbahan utama sayuran berupa daun pepaya dan mlanding (petai cina), yang dipadukan dengan bumbu kacang, nggak salah kalau sebagian orang menganggapnya pecel. Namun, keduanya berbeda!

Dari segi pengolahan sayuran, sega pager sebetulnya lebih mirip gudangan atau urap. Namun, lantaran diguyur sambal kacang, makanan ini jadi lebih mirip pecel. Penambahan lainnya adalah serundeng atau orang Grobogan biasa menyebutnya uyah goreng. Hm, sedap!

Nasi pager. (Kompasiana)

Seperti pecel dan gudangan, sega pager biasa disajikan bersama nasi hangat. Dalam bahasa Jawa, sega berarti nasi. Sementara, pager adalah pagar. Konon, makanan ini dinamakan demikian karena sayuran yang dipakai dalam sega pager berasal dari tanaman yang menjadi pagar rumah, semisal pohon petai cina atau pepaya.

Dalam penyajian, sega pager kadang diberi tambahan kecambah. Menemani makanan yang disajikan dengan alas daun pisang ini, penjual biasanya menyediakan gorengan, rempeyek, dan kerupuk.

Sega pager lengkap. (Instagram/conelo41)

Tertarik mencicipinya? Datanglah ke Desa Godong untuk sarapan, karena sega pager biasanya mulai buka pukul 06.00 WIB hingga tengah hari atau dagangan habis. Soal harga, nggak perlu khawatir. Seporsi makanan yang konon sudah ada sejak puluhan tahun lalu itu dibanderol sekitar Rp 3.000.

Sembari menikmati pagi di Grobogan, nggak ada salahnya menikmati hidangan rakyat yang lezat ini! Ha-ha. (MG26/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024