BerandaKulinary
Selasa, 24 Jan 2022 13:00

Bukan dari Pepaya, Tapi Kok Namanya Nasi Gandul?

Nasi gandul khas Pati. (Wikipedia/Gunawan Kartapranata)

Di Banyumas dan sekitarnya, gandul berarti pepaya. Tapi, nasi gandul khas Pati sama sekali nggak memiliki bahan pepaya? Lantas, seperti apa sih kisah unik dari kuliner khas Pati ini?

Inibaru.id – Bicara tentang kuliner khas Pati, Jawa Tengah, pasti nasi gandul nggak akan terlewatkan. Hanya, nama nasi gandul ini bisa bikin bingung orang dari daerah lain di Jawa Tengah, tepatnya warga Banyumas dan sekitarnya. Maklum, di nasi gandul, nggak ada buah ataupun daun pepaya.

Oya, di Banyumas, pepaya itu disebut dengan gandul, Millens. Kalau orang dari daerah tersebut belum pernah mencoba atau bahkan nggak pernah tahu soal nasi gandul, bisa jadi saat mendengar nama masakan ini yang terpikir adalah nasi oseng pepaya, deh. Haha.

Realitanya, nasi gandul malah dibuat dari bahan daging. Baik itu daging kerbau atau daging sapi. Olahan ini juga memakai bumbu seperti santan, serai, lengkuas, daun salam, dan lain-lain. Rupanya juga seperti kombinasi dari soto, gulai, atau rawon. Hm, jauh beda ya dengan bayangan nasi oseng pepaya. Haha.

Karena memang kuliner khas Pati, kalau kamu mampir ke sana, pasti mudah mencari warung yang menyediakan nasi gandul. Namun, ada kabar kalau aslinya, kuliner ini berasal dari Desa Gajahmati yang ada di Kecamatan Kota Pati, Millens.

“Kebanyakan warung nasi gandul menambahkan embel-embel asli Desa Gajahmati, karena memang aslinya dari sini,” ungkap salah satu penjual nasi gandul paling terkenal di Pati, Pak Meled, pada November 2017 lalu.

Warung nasi gandul khas Pati biasanya masih dihiasi dengan pikulan khas bernama 'dunak'. (Inibaru.id/ Muhammad Adiatma)

Kalau menurut Pak Meled, warung nasi gandul ini adalah usaha turun-temurun keluarganya sejak 1955. Dia mewarisinya dari orang tuanya. Beda dengan Pak Meled yang sudah punya warung, orang tuanya dulu berjualan berkeliling dari kampung ke kampung.

Nah, mengapa disebut nasi gandul kalau sama sekali nggak ada kaitannya dengan pepaya? Ya karena di Pati, sebutan pepaya bukan gandul, Millens. Di sana, seringkali sih disebut dengan kates. Kalau alasan lain mengapa kuliner ini disebut nasi gandul, terkait erat dengan cara berjualan penjualnya di zaman dulu yang berkeliling.

Sembari keliling dari satu rumah ke rumah lainnya, penjual nasi gandul memakai ‘dunak’, semacam pikulan dengan bakul besar yang terbuat dari anyaman bambu. Nah, nasi yang dipikul di wadah ini terlihat ‘gondal-gandul’ alias bergoyang mengikuti langkah kaki penjualnya.

“Nah, penjualnya bertemu salah satu tokoh legendaris di Pati, Mbah Rono. Beliau yang kemudian menyebut kuliner ini menjadi nasi gandul,” lanjut Pak Meled.

Kalau di Pati, banyak warung nasi gandul yang tetap menempatkan dunak alias pikulan ini di warungnya sebagai ciri khas. Hm, jadi penasaran ya, gimana rasa nasi gandul yang asli di Pati, Millens. (Moj, Det, Sel/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024