Inibaru.id - Moda transportasi laut masih dipandang sebelah mata bagi sebagian orang. Selain tak menawarkan kecepatan dan efisiensi, transportasi air acap dipandang tidak aman lantaran banyaknya kasus kecelakaan di perairan seperti kapal tenggelam yang mengakibatkan korban jiwa.
Hal ini membuat moda transportasi ini semakin tertinggal dari transportasi darat atau udara. Terlebih, tidak seperti transportasi darat yang bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, transportasi laut praktis hanya mengandalkan kendaraan masal yang tidak tersedia dalam jumlah yang memadai.
Namun demikian, jenis transportasi ini tetaplah penting bagi negeri ini karena Indonesia merupakan negara maritim. Sudah selayaknya transportasi laut juga dijadikan sebagai moda transportasi utama, atau setidaknya cukup nyaman digunakan sebagai transportasi masal.
Baca juga: Bukan Suramadu, Inilah yang Akan Jadi Jembatan Tepanjang di Indonesia
Menyikapi hal-hal tersebut, PT Pelni pun mencoba menciptakan berbagai terobosan. Sejumlah inovasi pun dilakukan perusahaan plat merah ini. Semuanya dibuat guna kembali menarik minat para penumpang.
Dilansir dari GNFI, beberapa inovasi yang dilakukan PT Pelni, diantaranya dengan menawarkan layanan berupa bisnis gaya hidup di setiap kapal yang beroperasi.
Seperti diberitakan CNN Indonesia, inovasi tersebut berupa meeting on board (rapat pertemuan di atas kapal), study on board (belajar di atas kapal), tour on ship (jalan-jalan menggunakan kapal), venue pra-nikah dan lain-lain.
Direktur Usaha dan Angkutan Penumpang PT Pelni, OM Sodikin, menjelaskan, untuk saat ini produk tersebut masih tersedia di tempat tertentu saja.
"Kami mengadakan di Jakarta, setiap Jumat ada sarapan pagi di atas kapal. Kami ajak komunitas dari luar untuk mengenalkan kapal," ungkap Sodikin, Minggu (3/9/2017).
Layanan baru ini sejatinya berusaha untuk memanfaatkan waktu berlabuh kapal-kapal yang berada di pelabuhan. Sehingga waktu yang dimiliki oleh setiap kapal menjadi produktif.
Selain itu, tujuan dari fasilitas ini adalah untuk mendongkrak program wisata bahari yang telah dicanangkan pemerintah sejak tahun 2015.
Baca juga: Berencana Berwisata ke Sulawesi Tengah? Sempatkan Mengunjungi Destinasi Wisata yang Masih Alami Ini
Dengan keberadaan program ini, Pelni diharapkan akan bisa menjalin kolaborasi dan sinergi dengan Kementerian Pariwisata dan para operator wisata.
"Itu sudah terbentuk sejak 2015 lalu. Pertama kali itu ke Wakatobi. Kapal itu datang ke Wakatobi, dibuat akses, lalu sebagai akomodasi. Istilahnya hotel terapung," jelas dia.
Sodikin menyebutkan Pelni harus terus berbenah agar tidak ditinggalkan penumpang.
"Ke depan, masalah pelayanan menjadi prioritas utama. Mungkin, ke depan akan ada wifi di atas kapal," pungkasnya. (GIL/IB)