BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 8 Des 2025 12:33

Sururi, Kiai Mangrove Semarang, Raih Penghargaan 'Pelopor Tanggap Bencana'

Petani mangrove Sururi menerima penghargaan dari Metro Tv sebagai tokoh pelopor tanggap bencana. (Tangkapan layar Instagram Metro Tv)

Petani mangrove Sururi kembali mendapat pengakuan atas kerja kerasnya membangun kawasan mangrove di Mangunharjo setelah menerima penghargaan dari Metro TV sebagai tokoh Pelopor Tanggap Bencana.

Petani mangrove Sururi menerima penghargaan dari Metro Tv sebagai tokoh pelopor tanggap bencana. (Tangkapan layar Instagram Metro Tv)

Inibaru.id - Perjuangan puluhan tahun menjaga garis pantai di sisi timur Kota Semarang dengan pagar mangrove bersama keluarga dan masyarakat di Kecamatan Tugu dan sekitarnya mulai membuahkan hasil.

Setelah tahun lalu menerima penghargaan Kalpataru, pada penghujung tahun ini Sururi, petani mangrove asal Mangunharjo, Kecamatan Tugu, kembali meraih penghargaan prestisius di bidang lingkungan.

Di tengah maraknya bencana di Provinsi Sumatra dan Aceh, lelaki paruh baya ini menorehkan tinta emas dengan meraih penghargaan People of the Year 2025 dari stasiun televisi nasional Metro TV untuk kategori "Pelopor Tanggap Bencana".

Penyerahan penghargaan itu diketahui dari unggahan akun Instagram @metrotv. Sururi menerima langsung piala tersebut dari Pemimpin Redaksi Metro TV, Budiyanto, Sabtu (6/12/2025).

"Selamat kepada Sururi sebagai penerima penghargaan #PeopleoftheYear2025 kategori Pelopor Tanggap Bencana," tulis narasi akun @metrotv.

Sururi meraih penghargaan tersebut berkat perjalanan panjangnya merawat pohon mangrove di sepanjang pantai Semarang yang belakangan didera banjir rob serius. Berkat ekosistem alami yang dia bangun selama puluhan tahun, kampung halamannya yang sempat tergerus abrasi berhasil terselamatkan.

Penghargaan dari Metro TV semakin menegaskan reputasi Sururi sebagai tokoh kunci dalam penyelamatan pesisir utara dari ancaman abrasi. Nggak hanya di Semarang, kiprahnya bahkan meluas hingga sepanjang garis pantai di Jawa Tengah (Jateng).

Melengkapi Pencapaian Sebelumnya

Sururi saat memegang piala penghargaan Kalpataru yang diberikan Menteri Lingkungan Hidup RI kategori perintis lingkungan. (Inibaru.id/ Sundara)

Prestasi demi prestasi yang diraih Sururi menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga Sururi. Mustafid Ahmad, salah seorang putranya, melihat kerja ayahnya nggak pernah surut, meski usianya terus bertambah. Baginya, ketekunan Sururi merawat mangrove adalah keteladanan yang sulit ditandingi.

Sebagaimana diketahui, setahun yang lalu, laki-laki yang sering dijuluki Kiai Mangrove itu sempat diganjar penghargaan Kalpataru 2024 oleh Menteri Lingkungan Hidup untuk kategori Perintis Lingkungan. Mustafid mengatakan, penghargaan dari Metro TV ini menjadi capaian penting setelah Kalpataru.

"Alhamdulillah, Bapak kembali mendapat apresiasi dari Metro TV melalui People of the Year. Hal ini semakin memotivasi kami untuk lebih giat menghijaukan pesisir utara Jawa," ujarnya saat dihubungi Inibaru.id, Senin (8/12).

Sebagai penerus Sururi dalam upaya konservasi mangrove, Mustafid mengaku nggak terbebani dengan rentetan pencapaian yang ditorehkan oleh ayahnya. Sebaliknya, dia justru semakin termotivasi untuk melanjutkan perjuangan tersebut.

"Tidak terbebani sama sekali, malah kami sebagai anak merasa termotivasi dan senang bisa membantu melestarikan mangrove. Perjuangan Bapak (Sururi) tidak boleh terhenti, harus terus berlanjut," paparnya.

Kembalikan Garis Pantai hingga 2 Kilometer

Salah satu anak Sururi, Mustafid Ahmad saat sedang mengecek pembibitan mangrove. (Sundara/Inibaru.id)

Penghargaan yang didapatkan Sururi adalah buah dari perjuangan yang disemai sejak puluhan tahun silam. Sururi mengatakan, dia mulai bergerak setelah Mangunharjo, kampung halamannya, digerus abrasi sekitar 1990-an. Tambaknya raib diklaim lautan.

Sejak medio 1984, Sururi mengatakan, warga Mangunharjo yang sebagian besar berprofesi sebagai petani tambak memang mulai melakukan perluasan tambak dan membangun infrastruktur menjorok ke laut. Hasilnya bagus. Namun, rupanya itulah awal dari petaka yang menimpa kampungnya.

Sururi yang kehilangan tambak pada 1992 sempat kelimpungan menghidupi keluarga. Sempat merantau ke Malaysia tapi nggak membuahkan hasil, bapak enam anak ini kemudian memilih pulang dan mempertanyakan arah hidup. Nah, di titik inilah dia menemukan tujuan hidup baru, yakni sebagai petani mangrove.

"Tujuan saya sederhana, yakni menyelamatkan desa dari abrasi yang semakin parah," tutur Sururi. "Dulu Mangunharjo hampir tenggelam karena abrasi. Kalau tidak ada yang menanami mangrove, kampung ini bisa saja hilang."

Sejak 1995, Sururi secara konsisten mulai menyulami garis pantai dengan mangrove, yang kini telah berubah menjadi kawasan hutan mangrove seluas lebih dari 82 hektare di sisi utara Mangunharjo sekaligus menjadi benteng alami yang melindungi tiga kampung, yakni Mangunharjo, Mangkang Wetan, dan Mangkang Kulon.

Sururi menyebutkan, kegigihannya mempertahankan Mangunharjo nggak lepas dari kegelisahannya melihat apa yang terjadi di pesisir Demak. Dia menyaksikan bagaimana Bedono (Kecamatan Sayung) lenyap ditelan laut dan Timbulsloko berubah menjadi kampung terapung di atas air asin.

"Sekarang jarak garis pantai ke permukiman sekitar 2 kilometer. Dulu, ke laut cuma lima menit; tapi sekarang butuh setengah jam," tandasnya dengan perasaan bangga.

Perjuangan Sururi menunjukkan bahwa ketahanan pesisir nggak selalu lahir dari proyek besar, tetapi dari ketekunan seorang warga yang menanam harapan setangkai demi setangkai pohon mangrove. Selamat, Pak Sururi! (Sundara/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: