BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 13 Apr 2020 13:00

Puluhan Pemudik Datang, Begini Cara Pemerintah Desa Ngrapah Cegah Perantau Lainnya Ikutan

Wargiyati dan perangkat desa lain tengah memperagakan salam sehat. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kepala Desa Ngrapah Wargiyati mengganggap pemudik bisa jadi masalah baru bagi desa. Agar masyarakat di perantauan nggak mudik, dia memberikan pilihan karantina bagi pemudik yang membandel. Gimana kisahnya?

Inibaru.id - Di tengah imbauan pemerintah agar masyarakat supaya nggak mudik, masih ada saja masyarakat yang membandel dan tetap ingin mudik. Salah satunya adalah warga Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Wargiyati, Kepala Desa Ngrapah mengaku setidaknya 30 pemudik sudah datang dari perantauan per Senin (6/4).

Dari puluhan pemudik tersebut, beberapa orang merupakan korban PHK. Mereka terpaksa pulang karena nggak bisa membiayai hidup di rantau. Untungnya pemerintah Desa Ngrapah telah mempersiapkan tim yang bertugas ngopeni pemudik.

“Kalau sekarang bisa diantisipasi bu bidan dan Bhabinkamtibmas keliling ke rumah warga yang kedatangan pemudik,” tutur Wargiyati yang juga merupakan Ketua DPP Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia ini.

Pilih Tunda Mudik atau Karantina

Meskipun telah mempersiapkan segala perangkat yag dibutuhkan, Wargiyati juga berkoordinasi pada kepala 11 dusun di bawah komandonya. Salah satunya adalah Solikin, Kepala Dusun Gadingan yang kala itu saya temui.

Solikin mengaku beberapa warganya yang merantau di luar daerah telah dia imbau untuk mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dengan menunda mudik.

“Kita kasih pilihan. Jika mereka pulang maka akan dikarantina. Kalau nggak mau ya silakan agar tetap di daerah kerjanya,” turut lelaki berpostur tegap ini.

Poster pengumuman yang dipasang di berbagai sudut kampung. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Selain itu, dia mengaku dalam memberikan imbauan kepada warganya yang ada di rantau nggak menemui hambatan yang berarti. Mereka yang berada di zona merah seperti Jakarta dan Tangerang memutuskan untuk menunda mudik.

“Tanggapan mereka sangat baik mendukung kita semua, mendukung kesehatan kita semua. Yang di Jakarta dan Tangerang mau supaya nggak mudik tahun ini. Kalau ngeyel nggak manut, Saya bilang nanti daripada dikarantina,” pungkasnya.

Alur Pemeriksaan Pemudik

Kekhawatiran terkait penularan virus corona membuat desa membentuk tim khusus. Dalam pelaksanaannya, Wargiyati mengaku melibatkan bidan desa, Bhabinkabtibmas, serta perangkat desa yang lain.

Pemantauan pemudik yang baru saja datang dari perantauan cukup rumit dan membutuhkan kerja sama yang kompak. Begitu pemudik datang langsung didata oleh kepala dusun berupa nama dan nomor ponsel untuk dilaporkan ke Bhabinkabtibmas dan bidan desa. Sesaat kemudian pemudik bakal didatangi rumahnya dan diukur suhunya oleh bidan desa sebagai screening awal.

“Pernah pak kadus langsung lapor warga yang datang dari rantau. KTP difoto dan dikirim. Bu bidan menindaklanjuti dengan datang ke kediaman pemudik untuk memeriksa. Jika hasilnya sehat maka diputuskan untuk isolasi mandiri selama 14 hari,” kenang Wargiyati.

Dari 30 pemudik yang datang, beberapa sedang menjalani isolasi mandiri dan beberapa di antaranya sudah dinyatakan sehat sehingga bisa beraktivitas seperti biasanya. Karena sudah teratasi, tempat yang sedianya dipersiapkan untuk karantina belum digunakan.

“Jika datang ke desa, maka jadi masalah bagi desa,” pungkas Wargiyati.

Semoga semua desa bisa melaksanakan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: