BerandaHits
Sabtu, 31 Jan 2025 15:00

Coffee Morning, PMI Kota Semarang Simulasikan Cara Menolong Korban Kecelakaan

Dalam Coffee Morning yang digelar PMI Kota Semarang untuk memperingati Bulan K3, para peserta dipersilakan melakukan simulasi pertolongan pertama pada korban kecelakaan. (Inibaru.id/ Galih PL)

Selain mendiskusikan tentang K3, coffee morning yang digelar PMI Kota Semarang juga simulasikan cara menolong korban kecelakaan dengan menggunakan alat peraga.

Inibaru.id - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang menggelar "Coffee Morning" Penguatan Kapasitas SDM dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 untuk Meningkatkan Produktivitas pada Jumat (31/1/2025) pagi.

Coffee Morning adalah sebutan lazim untuk diskusi pagi hari yang biasanya disajikan dengan berkawan kopi dan aneka camilan. Pagi itu, PMI Kota Semarang sengaja mengundang puluhan peserta yang merupakan perwakilan dari perusahaan-perusahan di Kota Lunpia dan sekitarnya untuk menggelar diskusi dan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang biasa disingkat K3.

Bertempat di Aula Kantor Unit Donor Darah PMI Kota Semarang di Jalan Mgr Sugiyopranoto No 31, Kelurahan Pendrikan Kidul, Kecamatan Semarang Tengah, acara yang dimulai sekitar pukul 08.30 WIB itu memang digelar dalam rangka memperingati Bulan K3 yang berlangsung dari 12 Januari hingga 12 Februari.

PMI Bukan Hanya Donor Darah

Ketua PMI Kota Semarang Awal Prasetyo bersama Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang Sutrisno dalam diskusi K3 di Aula PMI Kota Semarang, Jumat (31/1). (Inibaru.id/ Galih PL)

Ketua PMI Kota Semarang Dr dr Awal Prasetyo MKes SpTHT-KL MM(ARS) dalam sambutannya mengatakan, acara digelar dalam dua sesi; dimulai dengan diskusi, lalu dilanjutkan dengan pelatihan keselamatan kerja yang ada di tubuh PMI Semarang.

"Jadi, PMI ini sebetulnya bukan cuma tentang donor darah, kami juga menjalankan tugas kemanusiaan lain seperti memproteksi agar tidak terjadi bencana dan penyakit, termasuk di ranah pekerjaan. Karena alasan itulah kita di sini," terangnya mengawali diskusi.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang Dr Sutrisno SKm MHKes yang turut hadir dalam diskusi mengatakan, tujuan akhir dari K3 sejatinya adalah untuk mencapai kebahagiaan. Keberadaan PMI saat ini juga untuk memberikan kebahagiaan.

"Donor darah, misalnya, tujuannya adalah untuk memberikan kebahagiaan. Kebahagiaan bagi pendonor maupun penerima donor. Jadi, inti dari semua ini adalah mendapatkan kebahagiaan," pantiknya, yang segera disambut tepuk tangan peserta.

Pelatihan Pertolongan Pertama

Para peserta Coffee Morning PMI Kota Semarang, Jumat, 31 Januari 2025. (Inibaru.id/ Galih PL)

Selesai dengan diskusi tentang keselamatan kerja, acara coffee morning dilanjutkan dengan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang menjadi bagian dari program pelatihan K3 PT Prasetya Makmur Indonesia, perusahaan yang berada di bawah naungan PMI Kota Semarang.

Dalam pelatihan tersebut, para peserta diberikan pengenalan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan saat berupaya melakukan pertolongan pertama pada penderita sakit, cedera, atau korban kecelakaan.

Bambang Kristyanto selaku instruktur mengatakan, tujuan dari pertolongan pertama adalah menyelamatkan jiwa, mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman. Langkah pertama, dia menuturkan, penolong harus tenang, lalu menyelamatkan diri terlebih dulu, baru mendekati korban saat kondisi benar-benar sudah aman.

"Setelah itu carilah bantuan, usahakan jangan sendiri agar ada saksi. Terus, hubungi nomor darurat seperti rumah sakit, fasilitas medis, atau kepolisian," terangnya.

Memeriksa Korban dan Melakukan RJP 

Praktik pemberian napas buatan yang menjadi bagian dari upaya pertolongan pertama pada korban kecelakaan. (Inibaru.id/ Galih PL)

Dengan alat peraga, Bambang kemudian mulai mempraktikkan cara memeriksa korban. Dia menuturkan, pemeriksaan bisa dilakukan dengan menggerakkan bahu korban sembari memanggilnya. Jika nggak ada respons, artinya korban nggak sadarkan diri.

"Segera hubungi 112 atau PMI. Bisa minta bantuan orang lain untuk melakukannya. Setelah itu, baringkan korban dan berlututlah di sebelahnya, tegak lurus dengan bahu korban," papar Bambang, yang dalam praktiknya dibantu Roy Syaifudin.

Selanjutnya, dia melanjutkan, cek sirkulasi darah. Apabila nadi tidak teraba, segera lakukan resusitasi jantung paru (RJP). Sebelumnya, penolong harus memastikan bahwa korban nggak merespons, nggak ada napas, nggak ada nadi.

"Alas korban harus keras sebelum melakukan RJP karena penolong akan melakukan kompresi atau pemijatan. Tentukan titik pemijatan, lalu lakukan 30 kompresi dilanjutkan dengan dua kali napas buatan. Itu satu siklus. Lakukan lima kali siklus, kemudian cek ulang napas dan nadi," sebutnya.

Mencoba Mempraktikkan RJP

Praktik proses pemulihan korban yang sadar setelah tindakan RJP. (Inibaru.id/ Galih PL)

Simulasi pertolongan pertama pada korban itu disambut antusias oleh para peserta yang sebagian besar memang awam dengan pengetahuan tersebut. Roy yang sebelumnya mempraktikkan RJP pun segera menawari peserta untuk mencoba melakukannya sendiri.

Dua peserta pun maju. Tri, salah seorang peserta tersebut mengaku, meski terkesan mudah saat melihatnya dari kejauhan, nyatanya jauh lebih sulit saat dipraktikkan. Untuk melakukan pemijatan, dia menuturkan, titik tekannya harus tepat. Tekanannya juga harus pas, nggak terlalu kuat atau pun lemah.

"Harus mengulang beberapa kali untuk menemukan titik pemijatan yang tepat. Capai juga ternyata," celetuknya seusai mempraktikkan RJP.

Menjelang siang, coffee morning pun diakhiri. Kendati singkat, simulasi pemeriksaan korban dan praktik RJP yang dilakukan PMI Kota Semarang agaknya benar-benar memberikan manfaat yang nggak kaleng-kaleng untuk para peserta. Kamu sepakat, Millens? (Galih PL/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: