Inibaru.id – Belakangan ini kebijakan-kebijakan yang terkait dengan dunia pendidikan cukup banyak mengalami perubahan. Dari program makan bergizi gratis, hari libur saat Ramadan, ujian nasional, dan yang terkini adalah adanya uji coba jam tidur siang yang diterapkan di sebuah sekolah di Surabaya, Jawa Timur.
Program jam tidur siang ini ditearpkan di SMPN 39 Surabaya. Kalau menurut keterangan pihak sekolah, jam tidur siangnya antara 15 sampai 60 menit. Tepatnya setelah jam makan siang selesai. Nggak lama memang durasinya, tapi dianggap bisa bikin siswa jadi kembali fresh untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Para siswa ditempatkan di ruangan yang redup dan dilengkapi dengan bantal. Meski hanya beralaskan tikar dan tidur berjejeran, diharapkan para siswa ini bisa beristirahat sebelum kembali belajar.
Kalau menurut keterangan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh, nggak ada instruksi dari pihaknya terkait dengan program ini. Meski begitu, dia nggak mempermasalahkan program ini diberlakukan di sekolah tersebut.
“Nggak ada instruksi khusus. Setiap sekolah berhak memang punya hak untuk membuat program masing-masing. Tapi kami menyarankan program ini perlu dievaluasi. Khususnya dalam hal aspek kenyamanan seperti pemakaian alas tidur yang lebih baik,” saran Yusuf sebagaimana dinukil dari Basra, Selasa (21/1/2025).
Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok
Terobosan jam tidur siang yang diterapkan oleh SMPN 39 Surabaya bukanlah program baru di dunia pendidikan. Di Tiongkok dan Jepang, juga sudah ada program serupa meski nggak diwajibkan untuk diberlakukan di setiap sekolah. Dinas Pendidikan setempat hanya memberikan imbauan kepada sekolah-sekolah untuk memastikan anak didik mendapatkan waktu istirahat yang cukup dalam sehari.
Sebagai contoh di Desa Beitanghe yang ada di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, pihak sekolah sengaja menyiapkan meja dan kursi lipat serbaguna yang bisa digunakan siswa sekolah sebagai alas tidur. Biasanya sih, waktu jam tidur siang ini diberlakukan pada 12.00 sampai 12.55 waktu setempat, Millens.
Sementara itu, di Jepang, program ini disebut dengan istilah Hirune dan Kakogawa Siesta. Bahkan, ada juga penerapan jam tidur siang yang bisa dilakukan di tempat kerja yang disebut dengan Inemuri.
Alasan utama program ini diterapkan tentu saja agar anak didik bisa terjaga kesehatan dan kebugarannya. Kalau badannya sehat dan bugar, tentu belajar akan lebih mudah dilakukan, bukan? Yang pasti, di Jepang, banyak sekolah yang mengizinkan para murid membawa sendiri selimut dan bantalnya. Alasannya tentu saja agar mereka bisa beristirahat dengan nyaman.
Menarik juga ya program jam tidur siang di Surabaya ini. Kalau menurut kamu, setuju nggak kalau program ini juga diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia? (Arie Widodo/E05)