BerandaInspirasi Indonesia
Kamis, 7 Jun 2023 07:55

Fesyen 90-an Masih Digandrungi Anak Muda Semarang

Rivky Bagus Saputra seperti anak 90-an lantaran gaya fesyen yang dikenakannya. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Siapa sangka model fesyen tahun 90-an yang identik dengan celana longgar dan baju dimasukkin masih digandrungi anak muda di Kota Semarang.

Inibaru.id - Setiap dekade selalu memunculkan gaya fesyen yang ikonik dan mencerminkan eranya. Gaya berpakaian tersebut biasanya menjadi tren karena diusung oleh para anak muda. Salah satu tren berpakaian yang tetap menjadi hits meski tahun sudah berganti adalah fesyen 90-an.

Yap, sekarang kita sudah berada pada tahun 2023. Tapi, bukan berarti gaya fesyen 90-an sudah nggak ada lagi. Sebaliknya, beberapa tahun terakhir, berbagai gaya fesyen 90-an kembali digandrungi anak muda, termasuk di Semarang. Kalau kamu amati, banyak anak muda kelahiran tahun 2000-an yang bergaya zadul, kan?

Di tengah banyaknya model fesyen masa kini, salah seorang pemuda di Kota Semarang, Rivky Bagus Saputra justru jatuh hati dengan gaya fesyen 90-an sejak dia duduk di bangku SMA.

"Waktu itu sekolah sambil mondok. Karena di lingkungan pondok banyak yang berbusana ala 90-an. Saya pun jadi terbawa," ujar lelaki yang akrab disapa Rivky saat ditemui Inibaru.id belum lama ini.

Untuk menunjang kesehariannya kuliah di UIN Walisongo atau berkegiatan di luar kampus. Rivky selalu tampil percaya diri mengenakan busana era 90-an tersebut.

"Sederhana sih, pakai celana longgar, kemeja oversize dimasukkan plus rambut gondrong itu udah persis anak 90-an," jelasnya.

Dikira Sudah Tua 

Rivky Bagus Saputra merasa nyaman pergi ke kampus dengan style berpakaian zadul. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Berpakaian ala orang zaman dulu membuat Rivki seringkali terlihat tua di mata teman-temannya. Meski begitu, anak muda yang baru berusia 18 tahun itu nggak terlalu mempermasalahkan. Dia sudah terlanjur nyaman dengaan pilihan fesyennya itu.

"Kadang ada orang yang ngeledek, elu tampilannya zadul banget sih, muka elu kelihatan tua, saya mah bodo amat. Selera fesyen orang kan berbeda-beda," ungkap Rivky.

Untuk bisa berdandan ala anak muda 90-an, mahasiswa berambut gondrong itu mengumpulkan baju maupun celana zaman dulu dengan mengorek lemari ayah dan kakeknya. Sedangkan untuk aksesori pendukung, Rivky mencarinya di lapak-lapak penjual barang bekas.

"Saya juga sering lihat gaya fesyennya Iqbaal Ramadhan. Akhir-akhir ini dia juga sering berpakaian ala anak 90-an," bebernya.

Sederhana, tapi Keren  

Bergaya seperti anak 90-an tidak susah lantaran lapak atau toko-tokoh daring banyak yang menjual barang atau aksesorisnya. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Selain Rivky, mahasiswa Universitas Semarang (USM) Bima Anggoro Muyassar masih menyukai segala hal yang identik dengan pemuda 90-an. Menurutnya, banyak pemuda di Kota ATLAS yang memilih berpenampilan dengan celana longgar dan baju dimasukkan.

"Anak-anak pencinta motor tua rata-rata penampilannya era 90-an. Mungkin karena pengin nostalgia ya bahwa dulu fesyen ini tuh pernah hits di zamannya," tutur lelaki yang sering dipanggil Bima tersebut.

Menurut pengakuan Bima, di lingkungan kampus USM baik laki-laki maupun perempuan banyak yang mengenakan busana 90-an saat kuliah.

"Kalau masalah fesyen kan lebih ke selera perorangan. Tapi menurut saya fesyen 90-an tuh walau kelihatan sederhana, tapi ngerasa keren saja gitu," ujar Bima.

Nah, untuk menunjang penampilannya, Bima sering mencari barang-barang maupun aksesori ala anak 90-an di toko daring maupun lapak barang bekas.

"Nyari koleksi barang yang identik tahun 90-an nggak susah, kok. Di toko online replikanya banyak. Tinggal pilih sesuai selera dan nyamannya yang mana," tandas mahasiswa semester enam tersebut.

Wah, menyenangkan sekali bisa mengekspresikan kesukaan terhadap era 90-an dengan cara berpakaian ala anak muda di zaman itu. Memilih fesyen yang berbeda dengan anak muda kebanyakan, Rivky dan Bima justru merasa puas dengan pilihannya itu. Bagaimana dengan kamu, Millens? (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: