BerandaIndie Mania
Sabtu, 13 Des 2019 15:15

Sering Jadikan Semarang Sebagai Latar, Begini "Bualan" Tiga Sastrawan Ini

Bualan-bualan Semarang menghadirkan AS Laksana (Putih), Triyanto Triwikromo (Tengah), Yusi Avianto Parieanom (Paling Kanan). (Inibaru.id/ Audrian F)

Ketiga Sastrawan ternama yakni Triyanto Triwikromo, AS Laksana, dan Yusi Avianto Pareanom membagi kisah mereka tentang betapa Kota Semarang punya peran dalam proses kepenulisan mereka.

Inibaru.id - Acara “Obrolan Patjar Merah” pada Jumat (6/12) di Soesman Kantor, Kota Lama, Semarang itu cukup menarik perhatian pengunjung. Barangkali ketiga nama narasumbernya banyak dikenal masyarakat Kota Semarang. Mereka adalah riyanto Triwikromo, AS Laksana, dan Yusi Avianto Pareanom. Ketiga penulis kenamaan itu, saya pikir, cocok untuk mengisi diskusi dengan tajuk “Bualan-bualan dari Semarang”.

Di sana mereka bercerita betapa Kota Semarang memang memiliki pengaruh terhadap proses kepenulisan mereka. Hampir di semua karya mereka, mereka menjadikan Kota Semarang sebagai latar. Sebelumnya juga ada NH. Dini dan Darmanto Jatman yang juga melakukannya.

Saat sesi, Yusi Avianto Pareanom dan AS Laksana mengungkapkan mereka terlahir di Semarang. Dari usia belia hingga masuk remaja waktu mereka habiskan di Kota Atlas ini. Kemudian setelah itu mereka merantau karena mengenyam pendidikan perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM). AS Laksana mengais ilmu di jurusan komunikasi, sementara Yusi, berada di jurusan yang mungkin nggak ada hubungannya dengan profesinya sekarang sebagai penulis yakni jurusan Teknik Geodesi.

Saat menyinggung Semarang dalam karyanya, mereka memiliki teknik yang serupa. Yaitu ingatan tentang memori masa lampau dan riset tempat ke Semarang.

“Kalau ingatan jelas. Semarang punya kesan mendalam di hati saya. Kemudian riset tetap saya lakukan, terlebih karena saya memiliki disiplin wartawan yang mengedepankan keakuratan. Intinya begini, kalau saya dapat data yang cukup dan banyak, memelintir dan mengubahnya enak,” ujar Yusi.

Saya kira setiap orang bakal punya kenangan akan suatu daerah. Entah itu tanah kelahiran atau pun tempat persinggahan. Sudah tentu bisa menjadi bahan cerita.

Pernyataan menarik saya peroleh dari AS Laksana atau yang akrab disapa “Sulak”. Dia mengaku kalau Semarang sudah seperti baju yang sulit dilepas. Bahkan saat bermimpi pun, penglihatannya kembali ke Kota Semarang. Ada-ada saja ya, Millens.

“Tipe riset saya ya kalau sedang pulang ke Semarang terus ngobrol-ngobrol dengan kawan lama, itu kadang menjadi bahan cerita. Dan herannya selalu ada saja. Kemudian juga lewat ke tempat-tempat yang dulu pernah saya singgahi, misal seperti lorong Sekayu itu. Kalau sudah gitu kadang langsung ingat kejadian-kejadian masa lalu yang jadi ide cerita,” terang Sulak.

"Bualan-bualan Semarang" yang dilaksanakan di Soesman Kantor, Kota Lama, Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Sementara Triyanto Triwikromo, dia memang nggak lahir di Semarang. Tapi namanya besar melalui Kota Semarang. Bahkan saat ini dia masih aktif mengajar di Universitas Diponegoro. Kalau Triyanto sering melakukan riset di beberapa daerah di Semarang. Salah satu contohnya pada novelnya yang berjudul Surga Sungsang. Triyanto mengaku lebih senang mengangkat daerah pinggiran Semarang.

Bagi mereka bertiga, Semarang dan orang-orangnya memiliki keunikan yang bikin terkesan. Dari cara bertutur, menyikapi kehidupan, sampai masakannya. Bahkan AS Laksana sempat gemetar jika bertemu dengan sastrawan Semarang.

“Saya harus menjadi sesuatu dulu untuk berhadapan dengan orang Semarang,” ungkapnya.

Kalau menurutmu, Kota Semarang dan penduduknya itu seperti apa, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: