BerandaHits
Jumat, 4 Des 2025 20:30

Waspada Kredit Fiktif! Ketua DPRD Jateng Sumanto Soroti BKK Rawan Kredit Macet Akibat Kejar Target

Ketua DPRD Jateng Sumanto (mengenakan batik oranye) menyoroti banyaknya kredit macet di BPR dan BKK. (DPRD Jateng)

Ketua DPRD Jateng Sumanto menyoroti potensi maraknya kredit macet dan kredit fiktif pada BPR dan BKK di daerah, yang disebutnya sebagai bank "level tiga" yang rawan risiko akibat praktik kejar target dan lemahnya pengawasan.


Inibaru.id – Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, menyoroti adanya dugaan maraknya kredit macet dan kredit fiktif pada sejumlah lembaga perbankan daerah, terutama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena adanya praktik kejar target dan lemahnya pengawasan.

Hal tersebut diungkapkan Sumanto saat menjadi narasumber talkshow "Optimalisasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan untuk Mewujudkan Jawa Tengah yang Berintegritas dan Kolaboratif" di Gedung Gradhika Bhakti Praja, yang digelar dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia).

Sumanto menyebut Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Badan Kredit Kecamatan (BKK) menjadi lembaga perbankan yang paling rawan kredit macet. Dia menjelaskan, lembaga ini seringkali menjadi pilihan terakhir bagi kreditur setelah pinjaman mereka ditolak oleh Bank BUMN dan bank pelat merah milik Pemda (seperti Bank Jateng).

"Orang mencari kredit itu yang pertama mengajukan ke Bank BUMN, kalau ditolak, akan turun levelnya ke Bank Jateng misalnya. Kalau ditolak lagi baru ke BKK. Nah BKK ini sudah level tiga. Ini harus hati-hati, karena ini krediturnya kelas tiga," katanya.

Dia menambahkan, tren kredit macet sering terjadi karena pihak perbankan mengejar target pengajuan pinjaman.

Menurut Sumanto, penyebab kredit macet karena kejar target bank. (DPRD Jateng)

"Trennya kredit macet karena masalah kejar target. Apalagi bulan Desember ini. Kalau tidak diberi kredit targetnya kurang, tapi kalau dikasih risiko," ujarnya, menjelaskan bahwa kejar target ini berakibat pada berkurangnya pengawasan dan longgarnya syarat pinjaman.

Contoh nyata pernah terjadi di Jateng, yakni kasus kredit macet di BKK Pringsurat, Kabupaten Temanggung, yang mencapai Rp37 miliar, bahkan nilai kreditnya lebih besar dari nilai aset.

Modus Kredit Fiktif dan Gali Lubang Tutup Lubang

Di sisi penegakan hukum, AKBP Heru Antariksa Cahya, Kasubdit 3 Tipidkor Polda Jateng, membenarkan bahwa potensi korupsi yang banyak dilaporkan ke pihaknya adalah penyalahgunaan pengadaan barang dan jasa, serta pelanggaran kredit perbankan. Dia menyoroti banyaknya laporan terkait pemberian kredit fiktif dan kredit topengan.

Heru menjelaskan modus-modus yang biasa dilakukan pelaku, termasuk praktik gali lubang tutup lubang.

"Kalau dari sisi bisnis mereka kejar target. Padahal pada sisi lain ada ketentuan yang harus dilewati, jika tak sesuai mekanisme yang baik, yang terjadi kredit macet dan ternyata agunan tidak sesuai, tak bisa mengcover (jaminan). Lalu berusaha buka lagi kredit berikutnya supaya NPL (Non-Performing Loan) tidak tinggi. Ini modus yang digunakan, gali lubang tutup lubang, karena kalau NPL tinggi akan pengaruh ke kinerja," tandas Heru.

Untuk mengatasi hal ini, Sumanto berharap BKK di Jateng meningkatkan pengawasan dan kualitas lembaganya. Tujuannya agar BUMD tidak lagi menjadi pilihan terakhir bagi kreditur.

"Harus ada peningkatan kualitas perbankan sehingga masuk ke level yang lebih tinggi, meski levelnya bukan bank nasional. Karena BKK ini kalau merger asetnya lebih besar dari Bank Jateng," tutupnya. (Ike P/E01)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: