BerandaHits
Jumat, 9 Mar 2023 09:01

Terkatung-katungnya Nasib Wasit Sepak Bola Perempuan di Indonesia

Nasib wasit perempuan terkantung-katung karena nggak ada kejelasan soal kompetisi Liga Putri. (Dokumen pribadi Alenne Thresia Laloan)

Nggak adanya kejelasan soal kompetisi sepak bola perempuan turut diresahkan seorang wasit perempuan asal Magelang, Alenne Thresia Laloan. Soalnya, tanpa adanya kompetisi, para wasit ini juga nggak memperoleh pendapatan.

Inibaru.id - Nggak hanya perkembangan pemain yang terdampak akibat belum jelasnya kompetisi sepak bola perempuan di Indonesia. Banyak pengadil lapangan yang juga turut kehilangan mata pencahariannya.

Yang ironis, kompetisi sepak bola perempuan di Tanah Air sebenarnya juga baru dimulai pada 2019 lalu. Setahun setelahnya, pandemi Covid-19 menerjang dan sampai sekarang, belum ada lagi kompetisi sepak bola perempuan yang bergulir.

Ketidakjelasan kompetisi ini diresahkan oleh wasit sepak bola perempuan asal Magelang, Jawa Tengah, bernama Alenne Thresia Laloan. Dia pun sampai memutuskan untuk bekerja di salah satu bank demi menyambung hidup karena nggak bisa memperoleh pendapatan dari dunia sepak bola.

"Selama Liga Putri belum ada kejelasan, saya nggak bisa bergantung sama profesi (wasit) ini," keluh perempuan yang kerap disapa Alen itu saat ditemui Inibaru.id.

Saat mengetahui Ratu Tisha kembali terpilih di kepengurusan baru PSSI, Alen sebenarnya berharap sepak bola bisa kembali diperhatikan. Tapi, sampai sekarang belum terlihat titik terang.

"Jujur aku menaruh harapan besar kepada Ibu Ratu Tisha. Karena ketika beliau menjabat sekjen di era kepemimpinan Iwan Bule (Ketua PSSI sebelumnya), Liga Putri aktif dan banyak pertandingan skala nasional," ucap Alen.

Banyak Wasit Lain Mengalami Nasib Serupa

Sebagian besar wasit perempuan banyak yang menggantungkan hidupnya dari profesinya. (Dokumen pribadi Alenne Thresia Laloan)

Nggak hanya Alen yang mengalami nasib kurang mengenakkan akibat nggak adanya kompetisi sepak bola perempuan di Indonesia dalam empat tahun belakangan. Ada puluhan wasit perempuan lain yang merasakan hal serupa.

"Tolong sepak bola perempuan dijalankan lagi. Biar kami wasit perempuan bisa fokus lagi dengan pekerjaan utama kami. Banyak teman-teman saya yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaannya sebagai wasit," imbuh Alen.

Untuk saat ini Alen memang belum terpikir untuk kembali menjadi wasit. Tapi, dia masih menyimpan harapan besar PSSI bisa membuatnya dan rekan-rekan sejawat segera kembali menjalani profesi tersebut.

"Aku pribadi belum tahu, tapi kemungkinan tetap bekerja di sini (bank)," ungkap perempuan lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP) tersebut.

Regenerasi Wasit Perempuan Berjalan Lambat

Alen menyebut saat ini wasit perempuan di Indonesia perlu regenerasi. (Dokumen pribadi Alenne Thresia Laloan)

Nggak hanya kompetisi sepak bola perempuan yang mandek, Alen juga mengeluhkan hal lain, yaitu minimnya jumlah wasit perempuan di Indonesia. Menurutnya, kini hanya ada 40 orang wasit perempuan berlisensi C1 atau berstatus wasit nasional.

"Minimnya wasit perempuan menurutku karena orang-orang mungkin nggak familiar kalau perempuan juga bisa jadi wasit," ungkapnya.

Selain itu, regenerasi wasit perempuan di Indonesia juga masih buruk. Menurut Alen, jarang ada wasit perempuan yang mampu berkarier sampai usia empat puluh tahunan karena pengaruh kondisi fisik yang menurun. Banyak yang bahkan memilih untuk pensiun usai melahirkan anak.

"Regenerasi wasit perempuan juga berjalan lambat. Sampai sekarang masih banyak wasit senior umur di atas 30 tahun yang turun ke lapangan. Sebab kita kekurangan regenerasi. Sepak bola perempuan memang ada kemajuan, cuman untuk wasitnya sangat minim," resahnya.

Keluhan Alen atas kondisi sepak bola perempuan di Indonesia ada benarnya, Millens. Kompetisi Liga Putri sebaiknya segera digulirkan agar pemain bisa kembali aktif dan para wasit bisa mendapatkan sumber pendapatannya lagi. (Fitroh Nurikhsan/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: