inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Sepak Bola Indonesia dan Masalahnya yang Terus Berulang
Selasa, 26 Jul 2022 13:48
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Di balik meriahnya Liga 1, ada banyak masalah yang belum diselesaikan (Bola/Muhammad Iqbal Ichsan)

Di balik meriahnya Liga 1, ada banyak masalah yang belum diselesaikan (Bola/Muhammad Iqbal Ichsan)

Terjadi lagi bentrokan di dunia sepak bola Indonesia. Meski nggak ada korban jiwa, rusuh antara Persis Solo dan warga Yogyakarta nggak terelakan.

Inibaru.id – Liga 1 Indonesia, kasta tertinggi kompetisi sepak bola di Indonesia musim 2022 kembali bergulir pada Sabtu (23/7/2022) lalu. Tapi, dari sejumlah pertandingan, terlihat jelas masalah wasit, suporter, hingga penyiaran pertandingan di televisi masih belum mengalami perbaikan yang signifikan.

Baru saja kemarin, pentolan Bonek, sebutan bagi suporter Persebaya Surabaya, Andie Peci, mengunggah cuitan yang isinya nggak pengin lagi ada bentrokan antar-suporter klub di Tanah Air.

Semoga tidak ada lagi terdengar kata-kata: Rest in pride, Turut Berduka, Cukup ini yang terakhir. Untuk suporter klub manapun,” tulisnya di akun @AndiePeci.

Ironisnya, di saat yang hampir bersamaan, harapan Andie langsung pupus. Bentrokan terjadi antara warga Yogyakarta dengan suporter Persis Solo.

Menurut keterangan Kapolsek Tegalrejo, Kompol Joko Sumarah, bentrokan terjadi pada Senin (25/7) pukul 14.00 WIB. Bentrokan dipicu oleh aksi saling provokasi antara pendukung Persis Solo dan pendukung PSIM, klub dari Kota Yogyakarta.

Konvoi suporter Persis Solo yang mengarah ke Kota Magelang, Jawa Tengah, tempat pertandingan Persis Solo dengan Dewa United, memang melalui Kota Yogyakarta.

“Mereka hanya melintas dari Jalan Solo dan lewat tengah kota. Bahkan ada yang mengambil rute Jalan Ringroad ke arah Maguwoharjo,” jelas Kompol Joko, Senin (25/7).

Bentrokan suporter Persis Solo dengan warga Yogyakarta. (Jpnn)
Bentrokan suporter Persis Solo dengan warga Yogyakarta. (Jpnn)

Suporter yang melintasi Jalan Magelang diduga melakukan provokasi kepada kelompok pendukung PSIM. Banyak warga yang juga nggak berkenan dengan provokasi tersebut. Bentrokan pun nggak terhindarkan. Untungnya, nggak sampai ada korban ataupun fasilitas umum yang rusak.

Keterangan polisi pun mementahkan hoaks yang menyebut ada korban meninggal akibat bentrokan ini.

“Informasi bahwa ada suporter yang meninggal bisa dipastikan tidak benar. Saya sudah cek ke rumah sakit,” jelas Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yulianto.

Masalah Menahun yang Tak Kunjung Ditangani

Entah kapan pertandingan sepak bola Indonesia bisa aman untuk dihadiri siapa saja. Awal Maret 2022 lalu saja, bentrokan terjadi antara suporter Persib dan Persija di Bogor, Jawa Barat. Permusuhan kedua kelompok suporter ini bahkan sudah memakan banyak korban meninggal.

Perdamaian bukannya nggak pernah diupayakan. Realitanya, petinggi suporter klub yang sering bertikai seperti Persija dan Persib, Arema dan Persebaya, hingga klub-klub lain sudah banyak yang melakukan pertemuan. Sayangnya, di akar rumput, bara permusuhan masih tetap panas.

Semua diperparah dengan masih tingginya aksi saling provokasi dan menghina di media sosial. Ditambah pula dengan kinerja wasit yang sering bikin kontroversi saat pertandingan dan perdebatan antarsuporter yang terus dipelihara.

Tapi, nggak adil juga jika kita terus mengarahkan jari telunjuk ke arah suporter. Andai PSSI lebih serius mengatur dan menegakkan regulasi soal suporter dan memastikan ada perbaikan pada kinerja wasit, pertandingan bisa berjalan dengan lebih adil sehingga nggak ada suporter yang perlu memperdebatkannya.

Kinerja wasit di Liga 1 masih jadi sorotan. (Suara/Antara Foto/Aji Setyawan)
Kinerja wasit di Liga 1 masih jadi sorotan. (Suara/Antara Foto/Aji Setyawan)

Wartawan olah raga Muhammad Ilham di akun Twitter @ilhamzada ikut mengunggah sejumlah kritik ke PSSI terkait dengan regulasi suporter. Dia yakin jika PSSI mau menegakkan regulasi yang tepat, bentrokan antarsuporter bisa dicegah di Indonesia.

“Suporter itu di mana-mana sama saja… yang membedakan, regulasi dan penegakan regulasi. Juga, jangan lupa, kualitas stadion,” tulisnya.

Dia pun menyoroti soal peraturan suporter yang diterapkan di Inggris pada 1985 yang kemudian diperkuat dengan Football Spectator Act 1989 dan 2006. Lewat aturan-aturan yang ditegakkan dengan sungguh-sungguh tersebut, termasuk hukuman berat bagi pelaku kekerasan yang terkait dengan sepak bola, wajar jika suporter di Inggris seperti bisa tetap ‘panas’ saat saling mendukung tim kesayangannya di stadion, tapi kemudian nggak lagi bertikai usai keluar dari arena.

Entah kapan sepak bola Indonesia bakal membaik. Dari sisi suporter saja, PSSI dan pemangku kebijakan lainnya seperti belum berniat membereskannya. Belum lagi masalah lain seperti perbaikan wasit, pembinaan usia dini, sport science, atau infrastruktur. Semua masalah ini seperti tertutupi oleh meriahnya ribuan suporter yang terus menyanyikan dukungan selama pertandingan, serta besarnya perputaran uang dari iklan dan hak siar liga.

Padahal, baru saja Minggu (24/7) kemarin, Asnawi Mangkualam membuat bangga seluruh penggemar sepak bola Indonesia karena mencetak gol di Liga Korea K-League 2. Tapi, tatkala kembali melihat ke liga negara sendiri yang penuh dengan masalah, kita langsung mengerti mengapa Timnas nggak pernah mampu juara di Asia Tenggara. (Arie Widodo/E10)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved