BerandaHits
Senin, 21 Apr 2024 15:25

Tentang SDN Sarirejo Semarang; Sahabat-Sahabat yang Mewujudkan Impian Kartini

SDN Sarirejo Kota Semarang, berdiri berkat perjuangan RA Kartini. (Googleuser/Harry843)

Salah satu sekolah yang berdiri berkat perjuangan RA Kartini adalah SDN Sarirejo Semarang. Tapi, sekolah ini berdiri belasan tahun setelah Kartini meninggal. Lantas, apa peran Kartini dalam berdirinya sekolah ini?

Inibaru.id – Sekilas, SDN Sarirejo Semarang yang bisa kamu temui di Jalan RA Kartini Nomor 151 tampak seperti sekolah dasar negeri pada umumnya. Padahal, jika merunut sejarah, sekolah ini terkait, meski nggak secara langsung, dengan pahlawan emansipasi perempuan, Raden Ajeng Kartini. Kok, bisa?

SD ini baru didirikan pada 1915 atau 11 tahun setelah Kartini wafat di usia 25 tahun. Tapi, tutup usianya Kartini ternyata bukan berarti akhir dari perjuangannya. Nyatanya, lewat tangan sahabat-sahabatnya dari Belanda dan Nusantara, apa yang diharapkan Kartini sedikit demi sedikit mulai terwujud. Salah satunya adalah berdirinya sekolah ini.

Sang sahabat yang dimaksud adalah JH Abendanon. Surat-surat Kartini dia kumpulkan dan diterbitkan dalam buku Door Disternis Tot Licht alias Habis Gelap Terbitlah Terang yang terbit pada 1911. Nggak disangka, buku yang berisi banyak curhatan dan pemikiran Kartini tentang keinginan untuk membuat perempuan mendapatkan pendidikan yang layak ternyata laku keras di Belanda.

CTh Van Deventer yang mengetahui hal ini kemudian menyarankan Abendanon untuk mendirikan Yayasan Dana Kartini dari keuntungan buku tersebut. Abendanon setuju. Yayasan ini kemudian dibuat untuk mewujudkan mimpi mendiang Kartini, yaitu memastikan perempuan di Hindia Belanda, khususnya yang nggak jauh dari tempat Kartini dulu tinggal, mendapatkan pendidikan layak.

Di Semarang, yayasan yang banyak mendapatkan dana dukungan dari banyak pihak ini akhirnya mampu mendirikan Kartinischool de Semarang. Sekolah inilah yang kali pertama didirikan oleh yayasan tersebut pada 15 September 1913. Tapi, lokasinya kala itu di sebuah rumah yang disewa di wilayah Jomblang.

SDN Sarirejo berdiri sekitar 11 tahun setelah Kartini meninggal. (Medcom)

Di Semarang, sahabat-sahabat Kartini seperti Residen Semarang PKW Kern serta HCAG De Vogel, hingga Bupati Semarang kala itu RMAA Poerboadiningrat kemudian ikut berperan dalam mendukung berdirinya sekolah di tempat lain, agar nggak lagi menyewa.

Barulah pada 11 Januari 1915, sekolah ini dipindah ke Jalan Dokter Cipto karena kala itu belum ada Jalan RA Kartini. Nama sekolah ini kemudian diganti menjadi SDN Sarirejo karena adanya aturan yang mewajibkan SD Negeri harus mencantumkan nama kelurahan tempatnya berdiri. Meski begitu, sekolah ini diposisikan menghadap Jalan RA Kartini sebagai penanda bahwa sekolah ini memang didirikan secara nggak langsung berkat perjuangan sang pahlawan.

“Kalau dibilang sekolah ini berdiri berkat hasil penjualan bukunya mungkin kurang tepat. Ada donatur yang juga peduli dengan perjuangan Kartini dan akhirnya ikut mewujudkan harapannya,” ungkap salah seorang guru tersebut, Warni sebagaimana dilansir dari Detik, Sabtu (20/4/2024).

Jika di awal pendiriannya, Sekolah Kartini diperuntukkan untuk perempuan, setelah menjadi SDN Sarirejo Semarang, sekolah ini juga menerima murid laki-laki. Yang penting, apa yang diharapkan Kartini saat masih hidup, yaitu perempuan mendapatkan kesempatan yang sama di dunia pendidikan, benar-benar terwujud hingga sekarang. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: