BerandaTradisinesia
Minggu, 11 Mei 2024 18:03

Kisah Pangeran Sambernyawa di Gunung Gambar Gunungkidul, Yogyakarta

Watu Kong, petilasan Pangeran Sambernyawa di Gunungkidul, Yogyakarta. (Kabarhandayani)

Di Gunung Gambar, Gunungkidul, Yogyakarta, Pangeran Sambernyawa mampu memetakan rute perjuangan untuk melawan penjajah. Seperti apa ya kisahnya?

Inibaru.id – Nggak hanya pantai-pantainya yang cantik, ada banyak sekali tempat lain di Gunungkidul, Yogyakarta yang nggak kalah menarik. Salah satu di antaranya adalah Gunung Gambar yang bisa kamu temui di Desa Kampung, Kapanewon Ngawen.

Lokasi Gunung Gambar berjarak sekitar 23 kilometer ke arah utara dari Wonosari. Jika ditarik jaraknya dari pusat kota Yogyakarta, jaraknya kurang lebih 50 kilometer ke arah timur, Millens. Lokasinya nggak jauh dari perbatasan Gunungkidul dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dengan ketinggian kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Gambar menyajikan pemandangan indah dari puncaknya. Tapi, bukan itu daya tarik utama dari tempat ini, melainkan keberadaan petilasan Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (1725-1795).

Asal kamu tahu saja, Pangeran Sambernyawa adalah pendiri sekaligus penguasa pertama Pura Mangkunegaran, kadipaten yang kini berlokasi di Surakarta, Jawa Tengah. O ya, julukan Pangeran Sambernyawa ini diberikan oleh perwakilan Gubernur VOC untuk bagian timur Jawa Nicholas Hartingh karena yang bersangkutan nggak pernah kalah dan selalu berhasil membunuh banyak musuh, termasuk tentara VOC.

Petilasan Pangeran Sambernyawa. (GNFI/Sri Rustinawati)

Sebelum kedatangan Pangeran Sambernyawa, Gunung Gambar sebenarnya lebih dikenal sebagai Alas Gempol. Tapi, semua berubah saat sang pangeran dan pasukannya bergerilya untuk melawan penjajah Belanda.

“Jadi di sini Pangeran Sambernyawa melakukan meditasi. Karena lokasinya tinggi, dia bisa melihat banyak tempat dari kejauhan dan mendapatkan gambaran tentang seperti apa rute perjuangan melawan VOC. Karena alasan inilah namanya kemudian berubah jadi Gunung Gambar,” ujar salah seorang pengurus Gunung Gambar, Parman sebagaiaan dilansir dari Kompas, (3/5/2022).

Selama 16 tahun Pangeran Sambernyawa berjuang melawan penjajah, termasuk saat Mataram akhirnya dipecah menjadi dua oleh Perjanjian Giyanti pada 1755. Bisa dikatakan, Pangeran Sambernyawa baru benar-benar berhenti berperang pasca-Perjanjian Salatiga ditandatangani pada 1757. Dari perjanjian damai itulah, Pura Mangkunegaran lahir dan masih eksis hingga sekarang.

Di Petilasan Pangeran Sambernyawa yang ada di Gunung Gambar, masih bisa ditemui bendera Mangkunegaran. Bahkan, kamu masih lo bisa melihat jejak kakinya atau di mana dulu Pangeran Sambernyawa duduk dan bermeditasi. Nama tempatnya adalah Watu Kong.

Menarik banget ya kisah Petilasan Pangeran Sambernyawa di Gunung Gambar Gunungkidul ini. Tertarik untuk datang ke sana untuk melihatnya secara langsung, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024