BerandaHits
Rabu, 5 Des 2017 10:34

Primadona Tari Topeng Losari Sihir Orang Prancis

Tari Topeng Losari ( Mr. Pandawa)

Selain di Paris, Tari Topeng Losari ini juga ditampilkan di Brussels, Liege, dan Chalons-en Champagne. Semuanya beroleh tepuk tangan. Apresiasi nan luar biasa.

Inibaru.id – Nur Anani M Irman, penari Topeng Losari, Cirebon jadi primadona di gedung teater Asiem (Association Immobiliere de L'Ecole Militaire), Paris, akhir pekan lalu. Sekitar 400 penonton terpukau oleh gerakan tarinya.

Antaranews (5/12/2017) menulis, Atase Pendidikan KBRI Paris, Surya Rosa Putra menyebut penampilan penari yang akrab disapa Nani ini masuk dalam rangkaian acara Festival Europalia Indonesia yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Brussel pada Oktober 2017 lalu. Selain tampil di Brussels, Nani juga tampil di Liege dan Chalons-en Champagne, Prancis.

Kata Surya, penampilan Nani di Paris sebenarnya nggak termasuk dalam program Europalia. Tapi jangan keliru, Sobat Millens, sang penari itu undangan khusus KBRI Paris sebagai duta untuk memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia untuk warga Paris. Nggak hanya itu,  dia juga bakal memberikan workshop singkat tentang tari topeng pada para seniman tari di Ibukota Prancis tersebut.

Di Asiem, pertunjukan diawali oleh Tari Panji Sutrawinangun atau Tari Pamindo yang bercerita tentang Raden Panji yang lembut, jujur, dan karismatik. Sang penari memakai kedok berupa topeng wanita. Tarian lalu dilanjutkan dengan Tari Patih Jayabadra yang menggambarkan karakter pemberani. Nani menampilkan Tari Klana Bandopati yang memiliki karakter kuat, gagah, dan kasar.

Baca juga:
Berebut Berkah dalam Kirab Ancak Agung
Ayo Njathil dan Selamatkan Kuda Lumping

Perlu Sobat Millens ketahui, Tari Klana Bandopati menceritakan tokoh bernama Raja Klana Bandopati dalam cerita Jaka Buntek. Raja Klana itu sombong dan penuh dengan angkara murka. Itulah kenapa topengnya berwarna merah dengan wajah raksasa matanya melotot.

Tertutup topeng, Nani menari dengan mata tertutup.  Tentu saja, dia nggak tahu seberapa banyak atau siapa saja yang menontonnya.  Tapi tahukah, ketidaktahuan ini sesuai dengan filosofi Tari Topeng Losari yang memang ditujukan untuk berdoa pada Tuhan, Tubuh, dan Bumi. Gerakan tarian ini berpusat pada topeng dan nayaga yang berarti pusat atau patokan energi.

Tari Topeng Losari khas Cirebon ini diciptakan oleh Panembahan Losari atau Pangeran Losari atau Pangeran Ankawijaya pada 400 tahun lalu. Tarian ini sebenarnya diciptakan untuk menyebarkan agama Islam dengan tokoh utama bernama Panji.

Oya, saat ini yang menarikan Tari Topeng Losari adalah Nur Anani M Irman atau sering dipanggil Nani Topeng Losari, generasi ketujuh trah langsung penari topeng Losari atau disebut juga Dalang Topeng Losari. Nani Topeng Losari adalah cucu dari Maestro Dewi Sawitri (Dalang Topeng Tari Losari yang merupakan generasi keenam dari trah Topeng Losari).

Menurut Nani, sejauh ini, setiap penampilan di Europalia selalu dipenuhi penonton. Dia merasa bersyukur kesenian Topeng Losari diapresiasi oleh masyarakat Eropa.

Para penonton yang sebagian besar warga Prancis yang memadati gedung ASIEM terkesima sepanjang pertunjukan yang dibawakan. Tepuk tangan di akhir pertunjukan tidak pernah berhenti, bahkan sampai sesi pengambilan foto. Mereka mengira, Nani akan memainkan satu atau dua nomor lagi, kayak yang lazim dalam pertunjukan Prancis. Benar memang, tepuk tangan panjang berarti memohon satu penampilan ekstra.

Baca juga:
Ketika Keluarga Jokowi Manortor di Ngunduh Mantu
Nonton Dewi Sri Menanam Padi di Tanah Manusia Purba

Dua pegiat seni dari Prancis, Lo’c Ah-Son yang berasal dari Museum Guimet Paris dan Jean-Herv Vidal dari Asosiasi Les Orientales yang telah sering menyelenggarakan festival musik dan seni dunia di Nantes pun berharap agar Nani dan Tari Topeng Losarinya bisa kembali ditampilkan pada 2018.

Yuk berdoa, Sobat Millens: semoga harapan orang Prancis itu terwujud, syukur-syukur jenis-jenis kesenian tradisional Nusantara lainnya. (AW/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024